Indonesia Website Awards

Monday, November 17, 2025

Undangan Sosialisasi KMA 1503 Tahun 2025

Admin - Kementerian Agama Republik Indonesia kembali menghadirkan pembaruan kurikulum melalui Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1503 Tahun 2025 sebagai perubahan atas KMA Nomor 450 Tahun 2024 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada RA, MI, MTs, MA, dan MAK. Dengan terbitnya regulasi terbaru ini, seluruh pemangku kepentingan madrasah di Indonesia diundang mengikuti Sosialisasi KMA 1503 secara daring pada 18–19 November 2025.

Sebagai lembaga pendidikan yang selalu mengedepankan mutu dan relevansi kurikulum, kami menyajikan ulasan lengkap, mendalam, dan komprehensif mengenai edaran resmi, agenda kegiatan, serta poin strategis terkait implementasi KMA terbaru ini. Artikel ini disusun untuk membantu institusi madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan pengambil kebijakan memahami arah kebijakan Kementerian Agama dan menyiapkan langkah-langkah implementatif di satuan pendidikan masing-masing.


Latar Belakang Sosialisasi KMA 1503 Tahun 2025

Terbitnya KMA 1503/2025 merupakan langkah strategis Kementerian Agama dalam menyesuaikan kebutuhan kurikulum madrasah dengan perkembangan sosial, teknologi, serta dinamika pendidikan nasional dan global. Pembaruan kurikulum ini menegaskan penguatan pada aspek:

  • Sinkronisasi kompetensi lintas jenjang (RA–MAK)

Untuk memastikan seluruh madrasah memahami substansi pembaruan tersebut, Direktorat KSKK Madrasah mengadakan Sosialisasi KMA 1503 secara daring melalui Zoom.


Detail Undangan Resmi Sosialisasi KMA 1503

Undangan dengan nomor B-337/Dt.I.I/1/DT.I.IV/PP.00/11/2025, tertanggal 17 November 2025, ditujukan kepada:

  1. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah pada Kanwil Kemenag se-NKRI
  2. Ketua Tim Kurikulum Kanwil
  3. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kabupaten/Kota
  4. Ketua Pokjawas Provinsi
  5. Kepala Madrasah

Informasi Pelaksanaan Sosialisasi

  • Hari/Tanggal: Selasa–Rabu, 18–19 November 2025

  • Waktu: 08.00 WIB s.d. selesai

  • Meeting ID: 871 1498 1105

  • Passcode: KUREV06

Sosialisasi ini ditandatangani secara elektronik oleh Nyayu Khodijah, Direktur KSKK Madrasah.


Agenda Lengkap Sosialisasi KMA 1503 Tahun 2025

Kegiatan berlangsung selama dua hari dengan pemateri dari unsur pejabat struktural Kementerian Agama dan para pakar kurikulum. Berikut susunan agenda lengkapnya.


📌 Selasa, 18 November 2025

1. Pembukaan & Laporan Kasubdit Kurikulum

Waktu: 08.00–08.15 WIB

Pendamping: Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi

Peserta: Kabid, Katim, Kasi Pendma

2. Arah Kebijakan KMA 1503 Tahun 2025 & Relevansi Penguatan Kurikulum Madrasah

Waktu: 08.15–08.30 WIB

NarasumberDirektur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah

Pendamping: Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi

3. Penjelasan KMA 1503 Tahun 2025

Waktu: 08.30–09.30 WIB

Narasumber: Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi

PendampingAnita Isdarmini


📌 Rabu, 19 November 2025

1. KMA 1503 Tahun 2025: Penajaman Materi Utama

Waktu: 08.30–09.30 WIB

NarasumberDidin Hadit

PendampingShofar Sholahudin Bisri

Peserta: Katim, Kasi Pendma, Pengawas, Kepmad, Guru

2. Panduan Kurikulum Madrasah

Waktu: 08.00–10.30 WIB

NarasumberElfa Tsuroya

PendampingJasmaniar

3. Panduan Pembelajaran dan Asesmen

Waktu: 10.30–11.30 WIB

NarasumberNurelah

PendampingFithrotus Subhaniyah

4. Panduan Ko-Kurikuler

Waktu: 11.30–12.00 WIB

NarasumberZamroni

PendampingMohamad Holis


Poin-Poin Kunci KMA 1503 Tahun 2025 yang Perlu Dipahami Madrasah

Agar implementasi KMA berjalan optimal, berikut beberapa poin penting yang diperkirakan menjadi fokus utama sosialisasi:

1. Penguatan Capaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi

KMA baru menegaskan pentingnya capaian pembelajaran (CP) yang lebih detail dan terukur, relevan dengan konteks perkembangan peserta didik dan tantangan masa depan.

2. Penyesuaian Struktur Kurikulum Setiap Jenjang

Struktur kurikulum pada RA, MI, MTs, MA, dan MAK diperbarui untuk mendukung proses pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual.

3. Penajaman Komponen Pembelajaran

Termasuk:

4. Asesmen Autentik Berbasis Proses dan Produk

Asesmen tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses, sikap, dan keterampilan peserta didik dalam memahami materi secara mendalam.

5. Peningkatan Kualitas Ko-Kurikuler Madrasah

Program ko-kurikuler memiliki penegasan baru terkait integrasi karakter, bakat, dan minat siswa.


Mengapa Sosialisasi KMA 1503 Sangat Penting bagi Madrasah?

Perubahan kurikulum tidak hanya bersifat administratif—tetapi menentukan kualitas lulusan madrasah di masa depan. Melalui sosialisasi ini, madrasah dapat:

  • Memahami perubahan regulasi secara komprehensif

  • Menyusun dokumen kurikulum sesuai standar terbaru

  • Mengembangkan perangkat ajar yang relevan dan mutakhir

  • Mengadaptasi strategi pembelajaran dan asesmen

  • Memastikan keselarasan antara kebijakan pusat dan implementasi di satuan pendidikan

Dengan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, implementasi KMA 1503 diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan madrasah secara nasional.


Sosialisasi KMA 1503 Tahun 2025 merupakan momentum penting bagi madrasah untuk memperbarui pemahaman dan kesiapan dalam menerapkan kebijakan kurikulum terbaru dari Kementerian Agama. Melalui agenda resmi yang terstruktur, narasumber berkompeten, dan materi yang komprehensif, kegiatan ini akan memudahkan madrasah dalam menjalankan tugas profesionalnya dalam memberikan layanan pendidikan terbaik untuk generasi bangsa.

Monday, November 10, 2025

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1503 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Agama Nomor 450 Tahun 2024 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan

MTs Arabic - Perubahan adalah keniscayaan dalam dunia pendidikan. Demi menjawab tantangan zaman dan kebutuhan peserta didik, Kementerian Agama Republik Indonesia kembali menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan mutu pendidikan madrasah. Melalui surat edaran terbaru bertanggal 20 Oktober 2025Direktorat Jenderal Pendidikan Islam resmi menyampaikan Kurikulum Madrasah 2025 yang menjadi tonggak baru dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia.

Kebijakan ini bukan sekadar pergantian nama atau dokumen administratif. Ia merupakan langkah strategis untuk memperkuat nilai, relevansi, serta karakter pendidikan madrasah di tengah perubahan sosial dan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Lalu, apa sebenarnya isi dan makna dari surat edaran tersebut? Mari kita bahas lebih dalam satu per satu.


Ringkasan Surat Edaran KMA tentang Kurikulum Madrasah 2025

Surat edaran ini bernomor B-249/Dt.I.I/PP.00/10/2025, diterbitkan oleh Direktorat KSKK Madrasah di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Ditujukan kepada:

  1. Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah,
  2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi se-Indonesia, dan
  3. Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi SDM Pendidikan dan Keagamaan.

Inti dari surat ini adalah penyampaian Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1503 Tahun 2025 yang menggantikan atau memperbarui KMA Nomor 450 Tahun 2024. KMA tersebut berisi tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

Dalam surat ini ditegaskan bahwa setiap satuan pendidikan madrasah perlu segera mensosialisasikan substansi KMA tersebut dan melaksanakan integrasi kebijakan kurikulum baru secara bertahap dan sistematis.


Landasan Hukum: Keputusan Menteri Agama Nomor 1503 Tahun 2025

KMA 1503 Tahun 2025 merupakan penyempurnaan dari KMA 450 Tahun 2024. Dasar hukum ini menegaskan arah baru penguatan mutu dan relevansi pendidikan madrasah agar lebih kontekstual dengan tantangan masa kini.

Fokus utama KMA ini adalah:

  • Penguatan karakter siswa berbasis nilai-nilai Islam dan cinta kasih,
  • Penerapan kurikulum yang fleksibel dan kontekstual, serta
  • Pembelajaran mendalam (deep learning) untuk meningkatkan daya pikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.

Landasan hukum ini menjadi pijakan utama seluruh madrasah di Indonesia untuk menyesuaikan struktur, metode, serta capaian pembelajaran mereka sesuai dengan pedoman baru tersebut.


Perubahan Penting dalam Kurikulum Madrasah 2025

Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Madrasah 2025 membawa perubahan mendasar. Salah satunya adalah penekanan pada Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta. Artinya, proses belajar tidak hanya mengejar capaian akademik, tetapi juga menumbuhkan kasih sayang, empati, dan spiritualitas peserta didik.

Kurikulum ini juga menekankan pada:

  • Integrasi antara ilmu umum dan ilmu agama,
  • Penguatan literasi digital dan literasi keagamaan,
  • Penerapan proyek kolaboratif untuk membangun karakter dan keterampilan abad ke-21.

Maka, madrasah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang untuk menanamkan nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

📄 Unduh Surat Edaran Resmi (PDF):

Monday, October 20, 2025

Perangkat Pembelajaran Deep Learning dan KBC Bahasa Arab Fase D Kelas 9

MTs ArabicDalam era transformasi pendidikan saat ini, madrasah dituntut tidak hanya mencetak peserta didik yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, berkarakter Qur’ani, dan memiliki semangat cinta terhadap ilmu, lingkungan, sesama, serta tanah air.

Salah satu langkah strategis menuju tujuan tersebut adalah melalui pengembangan perangkat pembelajaran berbasis deep learning — pembelajaran mendalam yang menekankan pemahaman, penghayatan, dan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan nyata.

Mata pelajaran Bahasa Arab Fase D Kelas 9 memiliki peran penting dalam membentuk kecakapan berbahasa sekaligus karakter spiritual peserta didik. Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga kunci untuk memahami Al-Qur’an, hadis, dan khazanah keilmuan Islam yang sangat luas.

Oleh karena itu, penyusunan perangkat pembelajaran ini berpijak pada KMA 450 Tahun 2024, diperkaya dengan nilai-nilai Panca Cinta Kurikulum Berbasis Cinta, serta berorientasi pada 8 Dimensi Profil Lulusan, agar pembelajaran Bahasa Arab menjadi bermakna, reflektif, dan transformatif.


Konsep Deep Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Pendekatan Deep Learning dalam Bahasa Arab menekankan pada proses berpikir reflektif, aplikatif, dan komunikatif. Peserta didik tidak hanya menghafal kosa kata atau pola kalimat, tetapi memahami konteks, makna, dan nilai yang terkandung di dalamnya.

Pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu:

  • Memahami informasi tersurat dan tersirat dari berbagai teks lisan, tulis, dan multimodal.
  • Menggunakan struktur gramatikal Arab dalam komunikasi sehari-hari.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif melalui analisis makna bahasa.
  • Mengaitkan pembelajaran bahasa dengan nilai-nilai keimanan, budaya, dan kemanusiaan.

Guru berperan sebagai fasilitator komunikasi dan inspirator nilai, yang menuntun peserta didik menjadikan Bahasa Arab bukan sekadar mata pelajaran, tetapi bahasa cinta dan ibadah.


Elaborasi Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Fase D

1. Menyimak dan Berbicara – Menghayati Bahasa sebagai Media Iman dan Budaya

Peserta didik memahami informasi tersurat dan tersirat dari percakapan bertema madrasah, rumah, hobi, pekerjaan, kesehatan, hari-hari besar Islam, pariwisata, alam, dan lingkungan dengan menggunakan struktur gramatikal seperti الجملة الاسمية، الجملة الفعلية، العدد، التصريف اللغوي، فعل الأمر، الفعل الماضي، كان واسمها وخبرها، المصدر الصريح، اسم الموصول، اسم التفضيل.

Aktivitas pembelajaran:

  • Mendengarkan percakapan dan menirukan intonasi bahasa Arab yang fasih.
  • Simulasi percakapan tentang kehidupan sehari-hari dan ibadah.
  • Diskusi nilai-nilai Islam yang tersirat dalam teks.

Dimensi yang dikuatkan: komunikasi, keimanan, dan kewargaan.


2. Membaca dan Memirsa – Menyelami Makna Teks Islami

Peserta didik memahami makna teks visual dan multimodal tentang alam, madrasah, serta aktivitas keislaman.

Aktivitas pembelajaran:

  • Membaca teks sederhana bertema lingkungan, ibadah, dan sosial.
  • Menemukan nilai moral dari bacaan dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata.
  • Mengidentifikasi struktur gramatikal dari teks untuk memperkuat pemahaman bahasa.

Dimensi yang dikuatkan: penalaran kritis, kreativitas, dan komunikasi.

Perangkat Pembelajaran Deep Learning dan KBC Bahasa Arab Fase D Kelas 8

MTs Arabic - Dalam era transformasi pendidikan saat ini, madrasah dituntut tidak hanya mencetak peserta didik yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, berkarakter Qur’ani, dan memiliki semangat cinta terhadap ilmu, lingkungan, sesama, serta tanah air.

Salah satu langkah strategis menuju tujuan tersebut adalah melalui pengembangan perangkat pembelajaran berbasis deep learning — pembelajaran mendalam yang menekankan pemahaman, penghayatan, dan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan nyata.

Mata pelajaran Bahasa Arab Fase D Kelas 8 memiliki peran penting dalam membentuk kecakapan berbahasa sekaligus karakter spiritual peserta didik. Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga kunci untuk memahami Al-Qur’anhadis, dan khazanah keilmuan Islam yang sangat luas.

Oleh karena itu, penyusunan perangkat pembelajaran ini berpijak pada KMA 450 Tahun 2024, diperkaya dengan nilai-nilai Panca Cinta Kurikulum Berbasis Cinta, serta berorientasi pada 8 Dimensi Profil Lulusan, agar pembelajaran Bahasa Arab menjadi bermakna, reflektif, dan transformatif.


Konsep Deep Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Pendekatan Deep Learning dalam Bahasa Arab menekankan pada proses berpikir reflektif, aplikatif, dan komunikatif. Peserta didik tidak hanya menghafal kosa kata atau pola kalimat, tetapi memahami konteks, makna, dan nilai yang terkandung di dalamnya.

Pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu:

  • Memahami informasi tersurat dan tersirat dari berbagai teks lisan, tulis, dan multimodal.
  • Menggunakan struktur gramatikal Arab dalam komunikasi sehari-hari.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif melalui analisis makna bahasa.
  • Mengaitkan pembelajaran bahasa dengan nilai-nilai keimanan, budaya, dan kemanusiaan.

Guru berperan sebagai fasilitator komunikasi dan inspirator nilai, yang menuntun peserta didik menjadikan Bahasa Arab bukan sekadar mata pelajaran, tetapi bahasa cinta dan ibadah.


Elaborasi Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Fase D

1. Menyimak dan Berbicara – Menghayati Bahasa sebagai Media Iman dan Budaya

Peserta didik memahami informasi tersurat dan tersirat dari percakapan bertema madrasah, rumah, hobi, pekerjaan, kesehatan, hari-hari besar Islam, pariwisata, alam, dan lingkungan dengan menggunakan struktur gramatikal seperti الجملة الاسمية، الجملة الفعلية، العدد، التصريف اللغوي، فعل الأمر، الفعل الماضي، كان واسمها وخبرها، المصدر الصريح، اسم الموصول، اسم التفضيل.

Aktivitas pembelajaran:

  • Mendengarkan percakapan dan menirukan intonasi bahasa Arab yang fasih.
  • Simulasi percakapan tentang kehidupan sehari-hari dan ibadah.
  • Diskusi nilai-nilai Islam yang tersirat dalam teks.

Dimensi yang dikuatkan: komunikasi, keimanan, dan kewargaan.


2. Membaca dan Memirsa – Menyelami Makna Teks Islami

Peserta didik memahami makna teks visual dan multimodal tentang alam, madrasah, serta aktivitas keislaman.

Aktivitas pembelajaran:

  • Membaca teks sederhana bertema lingkungan, ibadah, dan sosial.
  • Menemukan nilai moral dari bacaan dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata.
  • Mengidentifikasi struktur gramatikal dari teks untuk memperkuat pemahaman bahasa.

Dimensi yang dikuatkan: penalaran kritis, kreativitas, dan komunikasi.

Perangkat Pembelajaran Deep Learning dan KBC Bahasa Arab Fase D Kelas 7

MTs ArabicDalam era transformasi pendidikan saat ini, madrasah dituntut tidak hanya mencetak peserta didik yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, berkarakter Qur’ani, dan memiliki semangat cinta terhadap ilmu, lingkungan, sesama, serta tanah air.

Salah satu langkah strategis menuju tujuan tersebut adalah melalui pengembangan perangkat pembelajaran berbasis deep learning — pembelajaran mendalam yang menekankan pemahaman, penghayatan, dan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan nyata.

Mata pelajaran Bahasa Arab Fase D Kelas 7 memiliki peran penting dalam membentuk kecakapan berbahasa sekaligus karakter spiritual peserta didik. Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga kunci untuk memahami Al-Qur’an, hadis, dan khazanah keilmuan Islam yang sangat luas.

Oleh karena itu, penyusunan perangkat pembelajaran ini berpijak pada KMA 450 Tahun 2024, diperkaya dengan nilai-nilai Panca Cinta Kurikulum Berbasis Cinta, serta berorientasi pada 8 Dimensi Profil Lulusan, agar pembelajaran Bahasa Arab menjadi bermakna, reflektif, dan transformatif.


Konsep Deep Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Pendekatan Deep Learning dalam Bahasa Arab menekankan pada proses berpikir reflektif, aplikatif, dan komunikatif. Peserta didik tidak hanya menghafal kosa kata atau pola kalimat, tetapi memahami konteks, makna, dan nilai yang terkandung di dalamnya.

Pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu:

  • Memahami informasi tersurat dan tersirat dari berbagai teks lisan, tulis, dan multimodal.
  • Menggunakan struktur gramatikal Arab dalam komunikasi sehari-hari.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif melalui analisis makna bahasa.
  • Mengaitkan pembelajaran bahasa dengan nilai-nilai keimanan, budaya, dan kemanusiaan.

Guru berperan sebagai fasilitator komunikasi dan inspirator nilai, yang menuntun peserta didik menjadikan Bahasa Arab bukan sekadar mata pelajaran, tetapi bahasa cinta dan ibadah.


Elaborasi Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Fase D

1. Menyimak dan Berbicara – Menghayati Bahasa sebagai Media Iman dan Budaya

Peserta didik memahami informasi tersurat dan tersirat dari percakapan bertema madrasah, rumah, hobi, pekerjaan, kesehatan, hari-hari besar Islam, pariwisata, alam, dan lingkungan dengan menggunakan struktur gramatikal seperti الجملة الاسمية، الجملة الفعلية، العدد، التصريف اللغوي، فعل الأمر، الفعل الماضي، كان واسمها وخبرها، المصدر الصريح، اسم الموصول، اسم التفضيل.

Aktivitas pembelajaran:

  • Mendengarkan percakapan dan menirukan intonasi bahasa Arab yang fasih.
  • Simulasi percakapan tentang kehidupan sehari-hari dan ibadah.
  • Diskusi nilai-nilai Islam yang tersirat dalam teks.

Dimensi yang dikuatkan: komunikasi, keimanan, dan kewargaan.


2. Membaca dan Memirsa – Menyelami Makna Teks Islami

Peserta didik memahami makna teks visual dan multimodal tentang alam, madrasah, serta aktivitas keislaman.

Aktivitas pembelajaran:

  • Membaca teks sederhana bertema lingkungan, ibadah, dan sosial.
  • Menemukan nilai moral dari bacaan dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata.
  • Mengidentifikasi struktur gramatikal dari teks untuk memperkuat pemahaman bahasa.

Dimensi yang dikuatkan: penalaran kritis, kreativitas, dan komunikasi.

Monday, September 1, 2025

Materi Pokok Kurikulum Berbasis Cinta di dalam Pembelajaran

Panca Cinta: Lima Topik Kurikulum Cinta

Cakupan topik dan materi cinta sangatlah luas. Namun, untuk mempermudah proses integrasi ke dalam kurikulum, Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) disusun dalam lima topik utama yang terbagi ke dalam tiga bagian:

1. Bagian Pertama: Sumber Cinta

Bagian ini menekankan bahwa sumber cinta adalah Allah dan Rasul-Nya. Fokusnya pada:

  • Sifat-sifat Allah yang penuh kasih sayang.
  • Keteladanan Rasulullah saw. yang penuh cinta dalam ucapan, sikap, dan perilaku.

    2. Bagian Kedua: Tanda Cinta

    Sebagaimana dijelaskan dalam paradigma KBC, secara ontologis alam semesta adalah pancaran (tajalli) cinta Allah, yang menjadi tanda kehadiran-Nya. Allah berfirman:

    “Ke mana pun kamu menghadapkan wajah, maka akan tampak wajah Allah.” (QS. Al-Baqarah: 115)

    Pada bagian ini, urutan topik meliputi:

    “Kami perlihatkan tanda-tanda Kami di ufuk (alam semesta) dan pada diri mereka.” (QS. Fusilat: 53)
    Oleh karena itu, perhatian terhadap alam diletakkan sebelum cinta pada diri sendiri dan sesama manusia.

      3. Bagian Ketiga: Tali Cinta

      Bagian ini membahas hubungan (relasi) cinta manusia dalam berbagai lingkup:

      • Cinta pada diri sendiri → menjaga kesehatan, martabat, dan kehormatan diri.
      • Cinta pada sesama manusia → membangun kasih sayang, persaudaraan, dan solidaritas.
      • Cinta pada negara/bangsa → mewujudkan cinta tanah air sebagai bagian dari iman.


        1) Tema Cinta Allah Swt. dan Rasul-Nya

        Tujuan:

        • Menumbuhkan pemahaman mengenai sifat Allah yang Maha Cinta serta Rasulullah sebagai sosok teladan penuh cinta.
        • Mengenal sifat jamaliyah (keindahan) dan jalaliyah (ketegasan) Allah secara lebih seimbang, sehingga citra Allah yang selama ini digambarkan sebagai Maha Penghukum akan tergantikan oleh citra yang lebih tepat.
        • Memahami bahwa welas asih (rahmah) Allah lebih dominan daripada murka (ghadhab)-Nya, sehingga akan tumbuh rasa cinta (bukan paksaan) dalam beribadah kepada Allah, menjalankan sunnah Rasulullah, serta berkhidmat kepada sesama manusia dan lingkungan.

        Monday, August 25, 2025

        Pelatihan Optimalisasi Fitur Wayground untuk Pembelajaran PAI & Bahasa Arab

        Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

        Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan wawasan para guru PAI & Bahasa Arab di Indonesia dalam memanfaatkan media pembelajaran digital, ikutilah kegiatan Pelatihan Bersertifikat 32 JP yang diperuntukkan bagi guru PAI dan Bahasa Arab di madrasah/sekolah.

        Pelatihan Optimalisasi Fitur Wayground untuk Pembelajaran PAI dan Bahasa Arab adalah program yang dirancang untuk membekali guru dan praktisi pendidikan dengan keterampilan dalam memaksimalkan pemanfaatan platform Wayground. Platform ini memiliki berbagai fitur unggulan yang sangat mendukung proses belajar-mengajar, seperti Asesemen (evaluasi berbasis digital), Presentasi (bahan ajar interaktif), Bacaan (materi pendukung), Video (media audio-visual), serta Kartu Flash (media hafalan kosakata/konsep). Seluruh fitur ini dapat diintegrasikan secara kreatif untuk meningkatkan efektivitas dan daya tarik pembelajaran, khususnya pada pembelajaran PAI & Bahasa Arab.

        Tuesday, August 19, 2025

        Keputusan Dirjen Pendis Nomor 6077 Tahun 2025 tentang Panduan Kurikulum Berbasis Cinta

        MTs Arabic - Tahun 2045 menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia yang dikenal dengan visi Indonesia Emas. Pada tahun tersebut, Indonesia bercita-cita menjadi negara maju dengan perekonomian yang kuat, pemerataan kesejahteraan, keadilan sosial, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing global. Target utama meliputi peningkatan kualitas hidup masyarakat, penguasaan teknologi, dan keberlanjutan lingkungan.

        Untuk mewujudkan visi besar tersebut, kunci utamanya terletak pada pengembangan SDM yang berkualitas. Pada konteks ini, SDM unggul tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas tinggi, integritas, dan keterampilan untuk menghadapi tantangan global. Terdapat tujuh ciri SDM berkualitas, yakni memiliki kemampuan akademik dan kognitif, terampil bersosialisasi dan berkomunikasi, mempunyai etos kerja dan disiplin, mampu beradaptasi dan memecahkan masalah, memiliki sikap dan karakter positif, toleran dan saling menyayangi, serta memiliki keseimbangan fisik dan mental.

        Mewujudkan SDM dengan kualitas tersebut tentu memerlukan sarana yang tepat, dan pendidikan menjadi opsi logis sebagai wadah utama dalam membentuk generasi unggul. Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana mentransfer ilmu, tetapi juga sebagai ruang pembentukan karakter dan nilai moral. Dalam proses ini, pendidikan berperan sebagai jalan utama untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas dan kesiapan menghadapi tantangan masa depan.

        Tantangan Global

        Namun, di tengah peran strategis yang diemban, sistem pendidikan sedang berhadapan dengan tantangan yang tidak dapat diabaikan. Salah satunya adalah isu kemanusiaan. Dalam satu dasawarsa belakangan ini, kemanusiaan tengah menjadi isu hangat, baik pada tataran global maupun lokal. Pada tataran global, misalnya, sudah sangat intens muncul ke permukaan isu-isu, seperti perang saudara, konflik antarnegara, diskriminasi, dan lain sebagainya (Teknosional, 2024Tempo, 2024). Demikian juga pada tataran lokal-nasional, Indonesia masih berhadapan langsung dengan kenyataan serupa. Isu-isu seperti intoleransi (Satria, 2017), pencederaan terhadap kebebasan beragama (Mantalean & Santosa, 2024), atau konflik sosial (Wangge, 2023) masih sering muncul.

        Dalam beberapa kesempatan, Menteri Agama RI, Nasarudin Umar menyampaikan tantangan global berupa fenomena dehumanisasi. Hal ini ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik yang sering kali membawa jumlah korban yang mengkhawatirkan. Menag berprinsip bahwa humanity is only one (Rani, 2024; Yaputra, 2024) sehingga peran pemberdayaan umat difokuskan pada basis kemanusiaan dan harmoni kehidupan. Pada konteks ini, agama sering kali diperalat untuk menjadi dalil atas tindak kekerasan yang mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang. Padahal, peran agama harus mencakup peningkatan dan pemeliharaan martabat setiap kehidupan manusia. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar adanya deklarasi Istiqlal pada akhir tahun 2024.

        Fenomena dehumanisasi semacam ini tentu memiliki dampak destruktif bagi individu dan masyarakat. Hal-hal seperti ketakutan, kebencian, dan konflik akan semakin tampak ke permukaan. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi fenomena ini dengan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, seperti empatitoleransi, dan kesetaraan yang kesemuanya berlandaskan pada cinta.

        Tantangan Dunia Pendidikan Nasional

        Khusus konteks Indonesia, isu-isu tersebut sangat potensial menjadi tantangan besar yang rumit apabila tidak segera dilakukan pencegahan melalui pendekatan komprehensif dan berkelanjutan. Indonesia sangat identik dengan keberagaman yang mencakup aspek agama, budaya, suku, bahasa, sampai pada adat istiadat yang terhampar dari Sabang hingga Merauke. Di satu sisi, keberagaman ini secara afirmatif menjadi kekayaan dan identitas nasional. Namun, di sisi lain, hal ini juga secara negatif dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik (Dihni, 2023).

        Untuk mengatasi tantangan dan mewujudkan pendidikan yang diharapkan, dibutuhkan solusi yang strategis dan tepat sasaran, salah satunya adalah adanya kurikulum yang relevan, efektif, dan berkualitas. Pada konteks ini, Kurikulum Berbasis Cinta hadir sebagai solusi strategis untuk merespons tantangantantangan tersebut sekaligus berupaya mengatasinya melalui wadah pendidikan. Pendidikan menjadi titik berangkat yang tepat, setidaknya, berlandas pada dua alasan:

        Pertama, pendidikan merupakan pilihan lokus yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai sejak dini. Melalui pendidikan, anak-anak dan generasi muda dapat dibentuk menjadi individu yang memahami, menerima, menghargai, serta memberi warna pada keberagaman. Kurikulum Berbasis Cinta merupakan kurikulum yang inklusif yang memberikan kesempatan bagi murid untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang keberagaman. Proses internalisasi nilai-nilai seperti cinta, toleransi, empati, dan keadilan sosial dapat dilakukan secara sistematis dan terstruktur sejak usia dini.

        Kedua, di lembaga pendidikan sendiri telah terjadi isu-isu minor yang mengarah pada pencederaan nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya, masih ditemukan praktik diskriminasi berbasis identitas di lingkungan sekolah, seperti perundungan serta kekerasan (Wardah, 2024Wibowo, 2024) terhadap murid hingga isu intoleransi (Naufal & Arbi, 2022). Oleh karena itu, Kurikulum Berbasis Cinta hadir untuk merekonstruksi (menata kembali) sistem pendidikan agar mampu melahirkan insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan selalu mengedepankan cinta sebagai prinsip dasar dalam kehidupan.

        Peran Kurikulum Berbasis Cinta

        Kurikulum Berbasis Cinta memiliki peluang untuk tidak hanya berorientasi pada penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan di tingkat lokal, tetapi juga berkontribusi pada penyelesaian tantangan global. Melalui pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai cinta dan toleransi ke dalam pembelajaran, kurikulum ini menawarkan solusi untuk berbagai konflik sosial, diskriminasi, dan ketidakadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Dengan demikian, Kurikulum Berbasis Cinta menjadi sebuah langkah strategis untuk menciptakan dunia yang lebih damai, harmonis, dan berkeadaban yang berada dalam satu kesatuan kerangka utuh berupa sikap saling mencintai antarsatu dengan yang lain.

        Di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, masih banyak murid yang mengabaikan sains. Mereka melihat sains hanya sebagai mata pelajaran di madrasah, bukan sebagai cara memahami kehidupan dan alam semesta. Kurangnya minat terhadap sains sering kali berakar dari pendekatan pembelajaran yang kaku dan minim relevansi dengan kehidupan nyata. Akibatnya, banyak murid yang hanya menghafal teori tanpa memahami makna mendalam di baliknya.

        Dalam Kurikulum Berbasis Cinta, sains tidak hanya dipandang sebagai kumpulan fakta dan rumus, tetapi sebagai jalan menuju kebijaksanaan dan kasih sayang terhadap ciptaan Sang Khaliq. Kurikulum ini hadir untuk mengatasi ketidakpedulian murid terhadap sains dengan menghubungkan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan kebermanfaatan bagi sesama.

        Sebagai langkah awal untuk mewujudkan implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di madrasah, perlu disusun sebuah panduan yang menjadi rambu-rambu bagi para pemangku kepentingan dalam melaksanakannya. 

        Lebih lengkap terkait Keputusan Dirjen Pendis Nomor 6077 Tahun 2025 tentang Panduan Kurikulum Berbasis Cinta silakan unduh filenya dibawah ini:

        Keputusan Dirjen Pendis Nomor 6077 Tahun 2025 tentang Panduan Kurikulum Berbasis Cinta

        Sunday, July 27, 2025

        Pelatihan Optimalisasi Fitur Wayground untuk Pembelajaran Bahasa Arab

        Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

        Dalam rangka menambah wawasan tentang media pembelajaran bahasa Arab, kali ini admin akan share kegiatan berjenis Pelatihan bersertifikat 32 JP dikhususkan bagi asatidz yang mengajar bahasa Arab, baik pada jenjang MI, MTs maupun MA.

        Pelatihan Optimalisasi Fitur Wayground untuk Pembelajaran Bahasa Arab adalah kegiatan yang dirancang untuk membekali guru dan praktisi pendidikan dengan keterampilan dalam memanfaatkan platform Wayground secara maksimal. Pelatihan ini fokus pada pemanfaatan fitur-fitur interaktif seperti latihan kosakata, simulasi percakapan, evaluasi berbasis digital, dan integrasi media pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan daya tarik proses pembelajaran Bahasa Arab.

        Flyer Kegiatan

        Di bawah ini admin lampirkan form pendaftaran yang dibuat khusus sebagai registrasi awal pendaftaran para peserta pelatihan yang insya Allah akan dilaksanakan pada :

        • Hari : Senin - Selasa
        • Tanggal : 4 - 5 Agustus 2025
        • Waktu : 19.00 - 21.00 WIB
        • Tempat : Full Daring
        • Sinkronus via Zoom Meeting/Google Meet/Microsoft Teams
        • Asinkronus via Google Classroom

        Tema yang diambil pada pelatihan kali ini adalah :

        "Pelatihan Optimalisasi Fitur Wayground untuk Pembelajaran Bahasa Arab"

        Untuk itu, asatidz yang ingin mengikuti kegiatan tersebut, sebagai langkah awal, silahkan isi form pendaftaran di bawah ini. Setelah klik SUBMIT/KIRIM di akhir form pendaftaran, pastikan bergabung ke grup WhatsApp (Wayground Arabic) melalui link berikut: 

        Gabung Grup Wayground Arabic*

        *(pendaftaran sudah ditutup)

        Syukron.

        A. Form Pendaftaran Pelatihan Wayground Arabic

         

        atau klik daftar 👇

        DAFTAR

        B. Rekap Peserta Pelatihan Wayground Arabic (menyusul)

        Wednesday, July 2, 2025

        Naskah Akademik - Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

        MTs Arabic - Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan besar, baik di level nasional maupun global. Ketidakpastian masa depan, perkembangan teknologi yang sangat cepat, hingga disrupsi sosial dan ekonomi, menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Dalam konteks pendidikan, berbagai persoalan turut muncul, mulai dari krisis pembelajaran, rendahnya hasil asesmen literasi dan numerasi, hingga kesenjangan efektivitas antar sekolah. Sementara itu, tantangan internal lainnya seperti rendahnya kompetensi guru dan beban kerja administratif yang tinggi membuat kualitas pembelajaran semakin menurun.

        Namun, tantangan ini juga menyimpan peluang. Indonesia memiliki keberagaman budaya, kekayaan sumber daya manusia, dan momentum bonus demografi yang luar biasa pada tahun 2035 nanti. Ditambah lagi, visi besar “Indonesia Emas 2045” memberi arah strategis agar pendidikan benar-benar menjadi tulang punggung peradaban dan kemajuan bangsa.

        Salah satu langkah konkret yang dilakukan pemerintah dalam menyikapi kompleksitas tantangan ini adalah mendorong transformasi pendidikan nasional secara terstruktur, sistemik, dan masif. Transformasi ini tidak sekadar mengganti kurikulum, namun lebih dalam lagi: mengubah cara belajar dan cara mengajar. Inilah yang melahirkan pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM) sebagai fondasi perubahan pendidikan Indonesia ke depan.

        Mengapa Pembelajaran Mendalam?

        Pembelajaran Mendalam bukanlah pendekatan yang sepenuhnya baru. Sejak tahun 1970-an, Indonesia telah mengenal berbagai pendekatan seperti CBSA, PAKEM, hingga CTL. Namun, berbagai pendekatan tersebut belum mampu mengatasi persoalan mendasar dalam pembelajaran. PM hadir untuk menyempurnakan pendekatan yang sudah ada, dengan menekankan pada pengalaman belajar yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful).

        PM bukan kurikulum, tetapi pendekatan yang dapat diterapkan dalam kerangka kurikulum apa pun, termasuk Kurikulum Merdeka. Inti dari PM adalah bagaimana peserta didik benar-benar “mengalami” pembelajaran, bukan sekadar mendengarkan dan mencatat. Mereka diajak berpikir kritis, berkreasi, berkolaborasi, dan merefleksikan proses belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih holistik, tidak hanya melibatkan otak, tetapi juga hati, rasa, dan raga.

        Komponen Utama PM

        Pendekatan ini dirancang dalam kerangka kerja yang mencakup empat komponen utama:

        1. Dimensi Profil Lulusan, yaitu karakter dan kompetensi utama yang harus dimiliki peserta didik, meliputi keimanan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
        2. Prinsip Pembelajaran, yaitu kesadaran, makna, dan kegembiraan sebagai ruh dari kegiatan belajar.
        3. Pengalaman Belajar, berupa serangkaian kegiatan yang mendorong siswa memahami, menerapkan, dan merefleksikan pengetahuan dan nilai.
        4. Kerangka Pembelajaran, yang mengatur praktik pedagogis, lingkungan belajar, kemitraan, serta penggunaan teknologi digital dalam mendukung proses belajar.

        Melalui keempat komponen tersebut, PM menjadi pendekatan yang sangat fleksibel dan adaptif. Ia memungkinkan guru mengembangkan pembelajaran kontekstual, menyentuh dunia nyata peserta didik, dan mendorong mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

        Guru sebagai Penggerak Transformasi

        Implementasi PM tentu tidak bisa berjalan tanpa keterlibatan aktif guru. Oleh karena itu, sejumlah rekomendasi telah disusun agar guru dapat menjalankan perannya secara maksimal. Salah satunya adalah pengurangan beban kerja administratif, sehingga guru punya lebih banyak waktu untuk merancang dan mengevaluasi pembelajaran.

        Selain itu, guru perlu didampingi melalui pelatihan terintegrasi dan program mentoring, baik secara individu maupun dalam komunitas belajar seperti MGMP dan KKG. Komunitas-komunitas ini menjadi ruang strategis untuk berbagi praktik baik dan solusi atas tantangan yang dihadapi di lapangan.

        Dalam jangka panjang, seleksi calon guru melalui PPG (Pendidikan Profesi Guru) juga harus diperbaiki, dengan mempertimbangkan integritas, kompetensi akademik, dan panggilan jiwa sebagai pendidik. Kurikulum PPG pun perlu menekankan materi seperti nilai-nilai kemanusiaan, pendidikan karakter, serta pola pikir bertumbuh (growth mindset).

        Sinergi Pemangku Kepentingan

        Transformasi pendidikan melalui PM tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan dukungan kepala sekolah yang menjadi pemimpin pembelajaran, serta pengawas pendidikan yang memiliki kapasitas dalam melakukan supervisi dan pendampingan. Di sisi lain, peran orang tua, masyarakat, hingga Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) juga tidak kalah penting.

        Ekosistem pendidikan yang kolaboratif dan terbuka akan memperkuat pelaksanaan PM di satuan pendidikan. Sekolah tidak lagi menjadi institusi yang tertutup, tetapi menjadi pusat pembelajaran masyarakat yang hidup dan tumbuh bersama.

        Peran Teknologi dan Buku Pembelajaran

        Pemanfaatan teknologi digital juga menjadi salah satu pilar dalam implementasi PM. Teknologi tidak hanya digunakan untuk pembelajaran daring, tetapi juga untuk asesmen, pengelolaan data pembelajaran, pemberian umpan balik, serta kolaborasi lintas sekolah dan komunitas.

        Begitu juga dengan penyusunan Buku Guru dan Buku Siswa yang sesuai dengan prinsip PM. Buku Guru harus menjadi panduan praktis untuk menyusun pembelajaran yang kontekstual dan menggembirakan. Sedangkan Buku Siswa harus dirancang agar tidak kaku dan membosankan, melainkan membantu mereka bereksplorasi dan berefleksi.

        Asesmen dalam PM: Lebih Holistik dan Autentik

        Dalam PM, asesmen bukan hanya angka. Penilaian diarahkan pada bagaimana siswa memahami proses belajar dan mengaitkannya dengan kehidupan. Maka, asesmen formatif dan sumatif tetap dilakukan, tetapi fokus utama adalah asesmen otentik yang menilai secara holistik kompetensi siswa.

        Asesmen nasional tetap dilakukan, namun tidak lagi menjadi penentu tunggal kelulusan. Sebaliknya, asesmen diarahkan untuk pemetaan mutu pendidikan dan sebagai bahan refleksi untuk pengembangan kebijakan pendidikan ke depan.

        Penutup: Transformasi yang Tak Bisa Ditunda

        Transformasi pendidikan bukan sekadar wacana, tapi kebutuhan mendesak. Pendekatan Pembelajaran Mendalam menjadi jembatan menuju sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas, adil, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

        Keberhasilan implementasi PM akan sangat bergantung pada keterlibatan aktif semua pihak. Guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat, dunia usaha, hingga pemerintah daerah dan pusat — semua memiliki peran penting untuk saling bersinergi. Mari kita mulai dari ruang kelas, dari cara kita memuliakan proses belajar dan setiap insan pembelajar di dalamnya.

        Unduh Dokumen Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam

        Bapak/Ibu Guru yang kami hormati, sebagai bagian dari upaya bersama dalam mendukung transformasi pendidikan nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyusun Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam yang dapat dijadikan acuan dalam merancang proses pembelajaran yang lebih berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan di satuan pendidikan masing-masing.

        Silakan mengunduh dokumen lengkapnya di bawah ini:

        atau melalui tautan di bawah ini:

        🔗 Unduh Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam

        Website ini dilindungi oleh :

        Followers

        Fanspage MTs Arabic

        Pengunjung MTs Arabic

        Live Pengunjung

        Arsip MTs Arabic

        Label

        AKM AKSI Analisis Alokasi Waktu Analisis SKL-KI-KD MTs Arsip ATP Bahasa Arab MTs Arsip Bimtek Arsip Buku Kerja Guru Arsip ITHLA Arsip Kurikulum Arsip Kurikulum Darurat Arsip Literasi Digital MTs Arsip MGMP Arsip P3K Kemenag Arsip Pelatihan Arsip Piagam MTs Arabic Arsip PPG Arsip Rapot Arsip Soal Arsip Soal Google Form Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 1 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 2 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 3 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 4 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 5 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 6 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 1 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 2 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 3 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 4 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 5 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 6 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 9 Arsip Surat Arsip TP Bahasa Arab MTs Arsip Webinar Asesmen Madrasah Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bahasa Arab Bahasa Arab MTs Buku Kerja Guru 1 Buku Kerja Guru 2 Buku Kerja Guru 3 Buku Kerja Guru 4 Buku Pegangan Guru dan Siswa ClassPoint CP Bahasa Arab MTs CPNS Daftar Hadir Daftar Nilai Daya Serap Siswa Deep Learning Download E-Learning Bahasa Arab MTs E-Modul Bahasa Arab Evaluasi Diri Kerja Guru Fase D Hari Guru Nasional Ikrar Guru Indonesia Ilmu Nahwu Ilmu Sharaf Indikator Soal Bahasa Arab MTs Indonesia Website Awards 2021 Info Madrasah IPK Jadwal Mengajar Guru Jurnal Agenda Guru KBC Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 KI-KD Bahasa Arab MTs Kisi-kisi Soal KKM Bahasa Arab MTs KMA 1503 Tahun 2025 KMA 183 Tahun 2019 KMA 347 Tahun 2022 Kode Etik Guru Kumpulan Soal Kurikulum Berbasis Cinta Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka MTs Literasi MATERI BAB 1 MATERI BAB 2 MATERI BAB 3 MATERI BAB 4 MATERI BAB 5 MATERI BAB 6 Materi Bahasa Arab MTs Media Pembelajaran Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4 Modul 5 Modul 6 Modul Ajar Modul Bahasa Arab Modul Bahasa Arab P3K Modul Pedagogik Modul Pedagogik P3K Modul Profesional PPG Motivasi Naskah Akademik Olimpiade Bahasa Arab Pelatihan Dugi Academy Pembelajaran Mendalam Pembiasaan Guru Madrasah Penilaian Akhir Semester Penilaian Akhir Semester Kelas 7 Penilaian Akhir Semester Kelas 8 Penilaian Akhir Semester Kelas 9 Penilaian Akhir Tahun Penilaian Harian Penilaian Tengah Semester Perangkat Pembelajaran Perbaikan Soal PPPK Program Semester Program Tahunan Quizizz Remedial dan Pengayaan RPP 1 Lembar SEMESTER 1 SEMESTER 2 Silabus Bahasa Arab MTs Soal AKM Bahasa Arab Soal Penilaian Tengah Semester Kelas 7 Soal Penilaian Tengah Semester Kelas 8 Soal Penilaian Tengah Semester Kelas 9 Tata Tertib Guru Tindak Lanjut Kerja Guru Tutorial Ujian Madrasah Wayground Wayground Arabic Wayground PAI Bahasa Arab