Materi Modul 6 KB 4 - Menelaah Tes Hasil Belajar
"Hasil penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta didik selama melakukan kegiatan belajar"
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | 2 Comments |
"Hasil penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta didik selama melakukan kegiatan belajar"
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | No Comments |
"Guru harus memiliki pemahaman dan keterampilan untuk mengembangkan atau menulis instrumen penilaian, termasuk tes. Penulisan tes hendaknya dilakukan secara sistematis sesuai kaidah penulisan tes yang baik."
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | No Comments |
"Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara menyeluruh berimbang antara kompetensi pengetahuan, sikap,dan keterampilan"
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | No Comments |
"Penilaian, pengukuran, dan tes memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan program pembelajaran yang sudah dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)."
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | No Comments |
UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, memberikan penekanan bahwa guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | No Comments |
"Bahan ajar sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar"
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | No Comments |
"Kemampuan mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran merupakan salah satu aspek kewajiban yang diemban guru untuk mengembangkan kompetensi pedagogik, pada gilirannya dapat meningkatkan aktivitas belajar lebih menarik, dan motivasi peserta didik."
Posted by Ali Mursyid | December 04, 2020 | No Comments |
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran - Berikut ini penjabaran tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (dalam Sufairoh, 2016:121-122).
Beberapa Model Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik (SCL) – Beberapa model pembelajaran yang mendukung pendekatan saintifik dan paradigma pembelajaran abad-21 diuraikan berikut ini.
Posted by Ali Mursyid | December 03, 2020 | No Comments |
Posted by Ali Mursyid | December 03, 2020 | No Comments |
Kekuatan dan persepsi perseptual – Peserta didik memiliki gerbang sensorik (visual, auditori, jasmani, dan kinestetik) yang mereka lebih suka gunakan dan mana yang mahir penggunaannya. Bobi de porter (2000) mengemukakan bahwa gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Dalam kenyataannya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu; hanya saja biasanya satu gaya mendominasi (Rose dan Nicholl, 1997).
Kebiasaan memproses informasi – Bapak ibu selain peserta didik memiliki preferensi perseptual berbeda mereka juga memiliki gaya berfikir seperti yang diungkapkan Anthony Gregorc (1982) yang mengembangkan teori gaya berpikir berdasarkan dua variabel, yaitu bagaimana cara kita melihat dunia (bagaimana kita melihat dunia secara abstrak dan konkrit). Dan juga cara kita memahami dunia (dalam pemahaman sistematis dan acak).
Kecerdasan majemuk – Penting bagi Bapak ibu guru untuk mengenali semua kecerdasan peserta didik yang bervariasi. Jika guru menyadari hal ini, maka akan memiliki kesempatan untuk menangani masalah belajar secara tepat.
Motivasi – Bapak ibu pernahkah menjumpai ada peserta didik yang kehilangan semangat dalam pembelajaran, tidak fokus pada yang guru sampaikan? Salah satu pendekatan yang membantu memahami motivasi peserta didik adalah model ARCS dari Keller.
Faktor-faktor fisiologis - Bapak ibu guru faktor-faktor yang terkait dengan perbedaan gender, kesehatan, dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi pembelajaran. Peserta didik lelaki dan perempuan cenderung merespon secara berbeda terhadap berbagai pengalaman sekolah. Misalnya peserta didik lelaki cenderung agresif dan kompetitif daripada peserta didik perempuan dan akibatnya respon lebih baik terhadap permainan kompetitif, sementara peserta didik perempuan cenderung lebih menyukai aktivitas belajar diskusi dan berbagi gagasan. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah hirarki kebutuhan dari Maslow saat menganalisis kebutuhan peserta didik. Jika kebutuhan dasar peserta didik seperti rasa lapar, suhu, kebisingan, cahaya, dan waktu dalam sehari tidak diperhatikan, secara mental kurang mendapat aktivitas belajar yang bermakna. Anda akan dapati bahwa para peserta didik anda memiliki preferensi dan toleransi yang berbeda terkait dengan faktor - faktor tersebut. Lingkungan menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat mendukung agar suasana pembelajaran menjadi kondusif.
Posted by Ali Mursyid | December 03, 2020 | No Comments |
Gender dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran - Peserta didik dalam suatu kelas dilihat dari segi gender pada umumnya tidak homogen, bagaimana dengan kelas yang Anda beri pembelajaran? Jika kelas Anda heterogen atau terdiri dari peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan, tentunya memiliki karakter yang berbeda.
Etnik dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran - Negara Indonesia merupakan Negara yang luas wilayahnya dan kaya akan etniknya. Namun berkat perkembangan alat transportasi yang semakin modern, maka seolah tidak ada batas antar daerah/suku dan juga tidak ada kesulitan menuju daerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam sekolah dan kelas tertentu terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas kadang terdiri dari peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya. Seorang pendidik tentunya dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan kondisi etnik dalam kelasnya.
Usia dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran - Usia yang dimiliki peserta didik akan berkonsekuensi terhadap pendekatan pembelajaran, motode, media, dan jenis evaluasi yang digunakan pendidik. Ketika pendidik menghadapi peserta didik Taman Kanak-kanak pada umumnya berusia 5-6 tahun, sudah tentu akan berbeda pendekatan, metode, dan media yang digunakan ketika menghadapi peserta didik Sekolah Dasar yang umumnya berusia 7-11 tahun, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama yang usianya berkisar 12-14 tahun dan juga peserta didik Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan, yang umumnya berusia 15-17 tahun, karena dilihat dari perkembangan intelektualnya saja jelas berbeda.
Kultural dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran - Setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan tentunya menjadi pendukung kebudayaan tertentu. Begitu juga peserta didik kita sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Hal ini sangat dimungkinkan karena Indonesia merupakan Negara kepulauan yang masing-masing memiliki budaya, bahasa, dan etnis masing-masing. Peserta didik yang kita hadapi mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang multikultural.
Status Sosial dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran - Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rizki seperti berupa pekerjaan, kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda-beda. Kondisi seperti ini juga melatar belakangi peserta didik yang ada pada suatu kelas atau sekolah kita. Peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari berbagai status sosial-ekonomi masyarakat, Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua, di kelas kita terdapat peserta didik yang orang tuanya wira usahawan, pegawai negeri, pedagang, petani, dan buruh. Dilihat dari sisi jabatan orang tua, ada peserta didik yang orang tuanya menjadi pejabat seperti presiden, menteri, gubernur, bupati, camat, kepala desa, kepala kantor atau kepala perusahaan, Disamping itu ada peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi mampu, ada yang berasal dari keluarga yang cukup mampu, dan ada juga peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Minat dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran - Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Hurlock, E. (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut. Lebih lanjut Sardiman, (2011: 76) menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan orang tersebut.
Posted by Ali Mursyid | December 03, 2020 | No Comments |
Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap dalam belajar, yaitu; pengalaman konkrit, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif.
Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4 yaitu; aktifis, reflektor, teori, dan pragmatis.
Habermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar yaitu; belajar teknis, belajar praktis, dan belajar emansipatoris.
Bloom da Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar yaitu; kognitif, psikomotor, dan afektif.
Ausubel, walaupun termasuk juga ke dalam aliran kognitifisme, ia terkenal dengan konsepnya belajar bermakna (Meaningful learmng).
Posted by Ali Mursyid | December 03, 2020 | No Comments |
MTs Arabic - Usaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan, mandiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat, serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan pendidikan yang mampu melihat kaitan antara ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran untuk mewujudkannya. Pandangan kognitif-konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa. Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. Guru-guru konstruktivistik yang mengakui dan menghargai dorongan diri manusia/siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, kegiatan pembelajaran yang dilakukannya akan diarahkan agar terjadi aktivitas konstruksi pengetahuan oleh siswa secara optimal.
Karakteristik pembelajaran yang dilakukannya adalah :
1. Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas yang sudah ditetapkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya secara lebih luas.
2. Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya, kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
3. Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah kompleks, di mana terdapat bermacam-macam pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi.
Posted by Ali Mursyid | December 03, 2020 | No Comments |
Posted by Ali Mursyid | December 03, 2020 | No Comments |