Metode Pembelajaran Artikulasi
MTs Arabic - Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan- kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Sintaks dari berbagai macam model pembelajaran mempunyai komponen yang sama. Misalnya, semua pembelajaran diawali dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap "menutup pelajaran" yang berisi merangkum pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Di samping ada persamaannya, setiap model pembelajaran antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan inilah terutama yang berlangsung di antara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh para guru agar supaya model-model pembelajaran dapat dilakukan dengan berhasil.
Di bawah ini, admin share sedikit pengetahuan yang didapat tentang metode Pembelajaran Artikulasi.
1. Pengertian
Menurut Mustain (2010) artikulasi adalah apa yang kita definisikan sebagai struktur-struktur dalam otak yang melibatkan kemampuan bicara (area kemampuan bicara), membaca atau pemprosesan kata lainnya dan area gerak tambahan (menulis, membuat sketsa, dan gerak-gerak ekspresif lainnya). Artinya, artikulasi merujuk kepada apa-apa saja yang berkaitan dengan berbicara atau melakukan sesuatu akibat dari pemprosesan hasil kerja otak. Penerapan model artikulasi dalam pembelajaran juga melibatkan kemampuan berbicara serta gerak ekspresi akibat kegiatan berpikir siswa. Model artikulasi berbentuk kelompok berpasangan, di mana salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan kelas perihal hasil diskusinya dan guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan.
Model pembelajaran artikulasi prosesnya seperti pesan berantai. Artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Hal ini merupakan keunikan model pembelajaran artikulasi. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai penerima pesan sekaligus berperan sebagai penyampai pesan (Ngalimun, 2012). Huda (2013) menjelaskan bahwa pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran. Pada pembelajaran ini, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing anggotanya bertugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Skill pemahaman sangat diperlukan dalam model pembelajaran ini.
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menekankan pada konsep siswa aktif. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil berpasangan, satu siswa bertugas mewawancarai siswa lain mengenai materi yang disampaikan oleh guru, hal ini dilakukan bergantian. Kemudian tiap kelompok menyampaikan hasil kegiatan kelompok kepada kelompok yang lain.
2. Efektivitas Metode Pembelajaran Artikulasi
Menurut Huda (2013) perbedaan model artikulasi dengan model pembelajaran yang lain adalah penekanannya pada komunikasi siswa kepada teman satu kelompoknya. Pada model artikulasi ada kegiatan wawancara/menyimak pada teman satu kelompoknya serta pada cara tiap siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelompok lain. Setiap anak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat kelompoknya. Kelompok ini pun biasanya terdiri dari dua orang. Pada model ini terjadi proses interaksi antar anggota, salah satu anggota menjadi narasumber sementara yang lain merekam informasi, dan selanjutnya bergantian. Kemudian hasil belajar tersebut didiskusikan dengan kelompok lain sehingga kelompok lain juga mendapat informasi serupa. Jadi, pada model ini terjadi pembelajaran dari siswa untuk siswa.
Setiap model pembelajaran memiliki maksud dan tujuan yang akan dicapai masing-masing, begitu juga model pembelajaran artikulasi. Menurut Bastiar, (2007) model pembelajaran artikulasi memiliki tujuan untuk membantu siswa dalam cara mengungkapkan kata-kata dengan jelas dalam mengembangkan pengetahuan, pemahaman serta kemampuan yang dimiliki sehingga siswa dapat membuat suatu keterhubungan antara materi dengan disiplin ilmu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penerapan model artikulasi dalam pembelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa dalam menyampaikan ide atau pengetahuannya, menggali informasi berdasarkan kegiatan interaktif. Setiap model pembelajaran memiliki manfaat dan tujuan masing masing sesuai karakteristik model itu sendiri. Manfaat penerapan model artikulasi pada pembelajaran, khususnya yang berdampak pada siswa adalah sebagai berikut.
a. Siswa menjadi lebih mandiri.
b. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.
c. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
d. Terjadi interaksi antarsiswa dalam kelompok kecil.
e. Terjadi interaksi antar kelompok kecil.
f. Masing masing siswa memiliki kesempatan berbicara atau tampil di depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka.
Berdasarkan manfaat model artikulasi yang sudah diapaparkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model artikulasi ini menekankan pada interaksi dan komunikasi siswa sebagai perekam informasi dari siswa lain sebagai anggota kelompok kecil untuk kemudian menjadi sumber pengetahuan dan kemudian disampaikan di depan kelas.
Siswa secara mandiri menggali informasi dari temannya, kemudian mencernanya, lalu apa yang telah diperoleh tersebut dishare di depan kelas sebagai bentuk pelaporan sekaligus sumber informasi bagi siswa lainnya. Hal ini dapat melatih kemandirian, komunikasi, pemahaman, serta kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran.
3. Sintaks Metode Pembelajaran Artikulasi
Langkah-langkah Pembelajaran Artikulasi ( lihat tabel di bawah ini )
Sintaks Metode Pembelajaran Artikulasi |
Fase 1: Menyampaikan kompetensi dan materi yang akan dibahas.
Guru menyampaikan kompetensi dan materi yang akan dibahas kepada siswa.
Fase 2: Menyampaikan materi.
Guru menyampaikan materi kepada siswa.
Fase 3: Membentuk kelompok.
Untuk mengetahui daya serap siswa, Guru membentuk kelompok berpasangan 2 orang.
Fase 4: Menyampaikan materi yang baru diterima dari guru.
Guru menyuruh salah seorang dari pasangan untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru.
Fase 5: Menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya.
Guru menyuruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
Fase 6: Menjelaskan kembali materi sekiranya belum dipahami siswa atau konfirmasi
Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum diketahui siswa.
Fase 7: Menyimpulkan
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
Lebih lanjut, berikut langkah-langkah penerapan model artikulasi dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Amri (2013), yaitu:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
g. Kesimpulan/penutup.
Berdasarkan paparan di atas, maka langkah-langkah model pembelajaran artikulasi, diawali dengan penyampaian materi oleh guru, lalu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (umumnya dua orang). Salah satu siswa menyampaikan materi yang telah disampaikan guru, kemudian siswa lain menyimak dan membuat catatan kecil, kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian pada setiap kelompok. Terakhir siswa menyampaikan hasil wawancara kelompoknya ke depan kelas, siswa lain berkesempatan memberikan tanggapan. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar yang telah dilakukan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Artikulasi
Model pembelajaran pasti memiliki tujuan yang akan dicapai, maka dari itu pada pelaksanaan model pembelajaran terdapat usaha-usaha serta strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Terkait dengan pelaksanaan model pembelajaran, pasti memiliki kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran tersebut, begitu juga pada model artikulasi. Kelebihan-kelebihan tersebut tidak jarang dibarengi dengan adanya kelemahankelemahan yang muncul ketika diterapkan pada pembelajaran.
Berikut ini adalah kelebihan maupun kekurangan dari metode artikulasi menurut Natsir (2012).
a. Kelebihan
1) Semua siswa terlibat (mendapat peran)
2) Melatih kesiapan siswa
3) Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
4) Cocok untuk tugas sederhana
5) Interaksi lebih mudah
6) Lebih mudah dan cepat membentuknya
7) Meningkatkan partisipasi anak
b. Kekurangan
1) Untuk mata pelajaran tertentu
2) Waktu yang dibutuhkan banyak
3) Materi yang didapat sedikit
4) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
5) Lebih sedikit ide yang muncul
Berdasarkan paparan tersebut, maka model pembelajaran artikulasi merupakan model yang melibatkan peran serta semua anggota kelompok sehingga setiap siswa secara aktif berpartisipasi mengembangakan pengetahuan individu. Interaksi antar individu dapat melatih kepercayaan diri siswa sehingga siswa lebih siap secara mandiri menyerap dan memahami materi yang disampaikan rekan satu kelompoknya.
Demikian artikel sederhana ini dibuat sebagai referensi pengajaran bapak/ibu guru dimanapun berada.
Semoga bermanfaat.
Salam Admin.
Baca Juga :
Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
Metode Pembelajaran Artikulasi
Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode Pembelajaran Buzz Group
Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Metode Pembelajaran Course Review Horay
Metode Pembelajaran Tebak Kata
Metode Pembelajaran Complete Sentence
Metode Pembelajaran Connecting, Organizing, Refleting, Extending
Metode Pembelajaran Debat Aktif
Metode Pembelajaran Double Loop Problem Solving
Metode Pembelajaran Example Non Example
Metode Pembelajaran Direct Instruction
Metode Pembelajaran Group Investigation
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik
Metode Pembelajaran Think Pair Share
Metode Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Metode Pembelajaran Circuit Learning
Metode Pembelajaran Creative Problem Solving
Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode Pembelajaran Explicit Instruction
Metode Pembelajaran Learning Cycle
Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis
Metode Pembelajaran Meaningfull Learning
Metode Pembelajaran Numbered Head Together
Metode Pembelajaran Pair Check
Metode Pembelajaran Picture and Picture
Metode Pembelajaran Probing Prompting
Metode Pembelajaran Problem Solving
Metode Pembelajaran Role Playing
Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Metode Pembelajaran Survey Question Read Recite Review
Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division
Metode Pembelajaran Take and Give
Metode Pembelajaran Teams Games Tournament
Metode Pembelajaran Time Token
Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray
Metode Pembelajaran Make A Match
0 komentar:
Post a Comment