Metode Pembelajaran Buzz Group
MTs Arabic - Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Sintaks dari berbagai macam model pembelajaran mempunyai komponen yang sama. Misalnya, semua pembelajaran diawali dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap "menutup pelajaran" yang berisi merangkum pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Di samping ada persamaannya, setiap model pembelajaran antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan inilah terutama yang berlangsung di antara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh para guru agar supaya model-model pembelajaran dapat dilakukan dengan berhasil.
Di bawah ini, admin share sedikit pengetahuan yang didapat tentang metode Pembelajaran Buzz Group.
1. Pengertian
Sudjana, (2005) mengemukakan bahwa: Metode buzz group digunakan dalam kegiatan pembelajaran pemecahan masalah yang di dalamnya mengandung bagian-bagian khusus dalam masalah itu. Kegiatan belajar biasanya melalui diskusi di dalam kelompok- kelompok kecil (sub-groups) dengan jumlah anggota masing-masing kelompok sekitar 3-4 orang. Kelompok-kelompok kecil itu melakukan kegiatan diskusi dalam waktu singkat tentang bagian- bagian khusus dari masalah yang di hadapi oleh kelompok besar. Pemilihan anggota kelompok kecil biasanya dilakukan oleh seorang peserta didik yang ditunjuk untuk membentuk sub kelompok. Peserta didik yang mendapat tugas membentuk kelompok kecil itu menunjukan teman-temannya yang duduk di samping kiri dan kanan serta di bagian depan atau belakang tempat duduknya. Dalam kelompok kecil tidak ada ketua atau sekretaris yang di perlukan ialah pelapor atau juru bicara.
Menurut Dimyati & Moedjiono, (1999) dalam Yulianda, Dwi P. (2012) "Metode diskusi Buzz Group adalah salah satu bentuk diskusi kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang bertemu secara bersamasama membicarakan suatu topik yang sebelumnya telah dibahas secara klasikal". Yulianda, Dwi P. (2012) menyatakan bahwa Metode diskusi jenis buzz group diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama dan mengambil satu alterntaif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Roestiyah (2001) menyatakan bahwa Buzz group adalah suatu metode diskusi kelompok dimana suatu kelompok besar dibagi menjadi 2 sampai 8 kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 orang untuk mendiskusikan masalah tertentu dalam waktu yang singkat, misalnya 5 menit atau tidak lebih dari 15 menit. Sesi buzz kemudian harus ditindaklanjuti dengan diskusi kelas utuh untuk menyimpulkan hasil temuan. Seorang pemimpin yang telah ditunjuk oleh masing-masing kelompok buzz melaporkan temuannya ke kelompok besar. Lalu sebuah daftar dapat dibuat dengan menggabungkan ide-ide yang berguna dari setiap kelompok.
2. Efektivitas Metode Pembelajaran Buzz Group
Tujuan dari metode buzz group menurut Pinheiro & Connors K, Bernstein B, dalam Pratita (2010) yaitu.
a. Membina kerjasama.
b. Meningkatkan partisipasi di antara semua anggota kelompok.
c. Mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dari peserta didik.
d. Berfungsi sebagai metode untuk pemecahan masalah.
e. Mendorong refleksi kelompok.
Hasibuan & Moedjiono dalam Fujianti, Hikmah et al (2014) menyatakan bahwa Metode Diskusi Tipe Buzz Group adalah pembelajaran yang dimulai dengan memberikan masalah atau pertanyaan, kemudian siswa menyelesaikan secara berkelompok dan berbagi informasi antara anggota kelompok. Pembelajaran dengan penerapan Metode diskusi tipe Buzz Group diharapkan dapat mendorong siswa meningkatkan kerja sama mereka serta dapat meningkatkan cara berfikir dan siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep.
3. Sintaks Metode Pembelajaran Buzz Group
Sudjana (2005) menyatakan bahwa langkah-langkah metode buzz group adalah sebagai berikut.
a. Pendidik, mungkin bersama peserta didik, memilih dan menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.
b. Pendidik menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok kecil. Jumlah kelompok yang akan dibentuk dan banyaknya peserta dalam setiap kelompok kecil disesuaikan dengan jumlah bagian masalah yang akan dibahas.
c. Pendidik membagikan bagian-bagian masalah kepada masingmasing kelompok kecil. Satu kelompok membahas satu bagian masalah. Selanjutnya, pendidik menjelaskan tentang tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu pembahasan (biasanya 5-15 menit), pemilihan pelapor, dan lain sebagainya.
d. Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran- saran untuk pemecahannya.
e. Apabila waktu yang ditentukan telah selesai, pendidik mengundang kelompok-kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok besar, kemudian mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok kecil secara bergiliran untuk menyampaikan laporannya kepada kelompok besar.
f. Pendidik, atau seorang peserta didik yang ditunjuk, mencatat pokok-pokok laporan yang telah disampaikan. Selanjutnya para peserta didik diminta untuk menambah, mengurangi, atau mengomentari laporan itu.
g. Pendidik dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang peserta untuk merangkum hasil pembahasan akhir laporan itu.
h. Pendidik bersama peserta didik dapat mengajukan kemungkinan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil diskusi dan selanjutnya melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi itu.
Callahan & Clark dalam Farkah (2012) menyebutkan langkah-langkah untuk melaksanakan metode buzz group yaitu:
a. Bentuk kelompok dengan cara berhitung, kartu bergambar, atau dengan hanya menunjuk para siswa.
b. Pilih seorang pemimpin dan juru tulis untuk setiap kelompok. Jelaskan apa yang akan mereka lakukan, pastikan mereka mengerti.
c. Biarkanlah mereka berdiskusi selama 5-10 menit, lebih baik jika diskusi berlangsung dalam jangka waktu yang lebih singkat.
d. Lanjutkan dengan pelaporan perwakilan dari tiap kelompok dan lain-lain.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Buzz Group
a. Kelebihan
1. Peserta didik yang kurang biasa menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar dibantu untuk berbicara dalam kelompok kecil.
2. Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain, dan mungkin akan menyenangkan.
3. Dapat menghimpun berbagai pendapat tentang bagian-bagian masalah dalam waktu singkat.
4. Dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunaan teknik ini bervariasi.
b. Kekurangan
1. Memungkinkan terjadinya pengelompokan yang pesertanya terdiri atas orang-orang yang tidak tahu apa-apa, sehingga kekuatan kelompok tidak seimbang
2. Laporan kelompok-kelompok kecil tidak tersusun secara sistematis dan tidak terarah
3. Pembicaraan mungkin dapat berbelit-belit
4. Membutuhkan waktu untuk mempersiapkan maslaah dan untuk bagian-bagian dalam masalah itu
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode buzz group adalah suatu metode pembelajaran yang mengelompokan peserta didik ke dalam sebuah kelompok besar lalu kelompok besar itu di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang, lalu setiap kelompok kecil diberi satu pokok masalah kemudian setiap kelompok kecil itu mendiskusikan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut, kemudian setelah menemukan solusinya seorang juru bicara kelompok kecil melaporkan hasil diskusinya ke dalam kelompok besar.
Demikian artikel sederhana ini dibuat sebagai referensi pengajaran bapak/ibu guru dimanapun berada.
Semoga bermanfaat.
Salam Admin.
Baca Juga :
Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
Metode Pembelajaran Artikulasi
Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode Pembelajaran Buzz Group
Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Metode Pembelajaran Course Review Horay
Metode Pembelajaran Tebak Kata
Metode Pembelajaran Complete Sentence
Metode Pembelajaran Connecting, Organizing, Refleting, Extending
Metode Pembelajaran Debat Aktif
Metode Pembelajaran Double Loop Problem Solving
Metode Pembelajaran Example Non Example
Metode Pembelajaran Direct Instruction
Metode Pembelajaran Group Investigation
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik
Metode Pembelajaran Think Pair Share
Metode Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Metode Pembelajaran Circuit Learning
Metode Pembelajaran Creative Problem Solving
Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode Pembelajaran Explicit Instruction
Metode Pembelajaran Learning Cycle
Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis
Metode Pembelajaran Meaningfull Learning
Metode Pembelajaran Numbered Head Together
Metode Pembelajaran Pair Check
Metode Pembelajaran Picture and Picture
Metode Pembelajaran Probing Prompting
Metode Pembelajaran Problem Solving
Metode Pembelajaran Role Playing
Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Metode Pembelajaran Survey Question Read Recite Review
Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division
Metode Pembelajaran Take and Give
Metode Pembelajaran Teams Games Tournament
Metode Pembelajaran Time Token
Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray
Metode Pembelajaran Make A Match
0 komentar:
Post a Comment