Indonesia Website Awards

Monday, December 13, 2021

Metode Pembelajaran Otentik

MTs Arabic - Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Sintaks dari berbagai macam model pembelajaran mempunyai komponen yang sama. Misalnya, semua pembelajaran diawali dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap "menutup pelajaran" yang berisi merangkum pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Di samping ada persamaannya, setiap model pembelajaran antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan inilah terutama yang berlangsung di antara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh para guru agar supaya model-model pembelajaran dapat dilakukan dengan berhasil.

Di bawah ini, admin share sedikit pengetahuan yang didapat tentang metode Pembelajaran Otentik.

1. Pengertian

Menurut definisi, "belajar otentik" berarti pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata dan proyek-proyek dan yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan membahas masalah- masalah ini dengan cara yang relevan untuk mereka.

Metode ini sangat berbeda dari kelas tradisional "kuliah", di mana guru memberikan fakta-fakta dan konten lain  pada  siswa yang kemudian siswa harus menghafalkan dan ulangi pada tes, misalnya, siswa tidak hanya harus terhubung sejarah pasca-perang untuk peristiwa terkini dan kehidupan mereka sendiri, mereka juga harus membantu mengajar kelas dan didorong untuk memberikan pandangan mereka sendiri pada peristiwa sejarah. Akibatnya, mereka menjadi sejarawan.

Belajar otentik juga merupakan metode untuk pembelajaran yang kokoh didasarkan pada penelitian tentang belajar dan kognisi. Belajar otentik merupakan metode belajar yang masuk kategori ke dalam teori belajar konstruktivisme, dimana siswa belajar dengan terlibat dalam tugas-tugas belajar otentik, dengan mengajukan pertanyaan, dan dengan menggambarkan pada pengalaman masa lalu. Singkatnya, untuk belajar terjadi bagi siswa, itu harus dilakukan dengan cara dan di tempat yang relevan dengan "nyata" kehidupan mereka, baik di dalam maupun di luar kelas.

2. Efektivitas Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik

Pembelajaran otentik (authentic learning) adalah suatumetode pembelajaran yang memungkinkan siswa menggali, mendiskusikan, dan membangun secara bermakna konsep-konsep dan hubungan- hubungan, yang melibatkan masalah nyata dan proyek yang relevan dengan siswa (Donovan, Bransford & Pallegrino, 1999). Istilah 'otentik' berarti asli, sejati, dan nyata (Webster's Revised Unabridged Dictionary, 1998). Pembelajaran ini dapat digunakan untuk siswa pada semua tingkatan kelas, maupun siswa dengan berbagai macam tingkat kemampuan.

Belajar otentik merupakan metode pedagogis yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi, berdiskusi, dan penuh arti membentuk konsep dan hubungan dalam konteks yang melibatkan dunia nyata masalah dan proyek-proyek yang relevan dengan peserta didik (Donovan, Bransford, & Pellegrino, 1999). Istilah yang otentik didefinisikan sebagai asli, benar, dan nyata (Webster's Revisi lengkap Dictionary, 1998). Dalam pembelajaran otentik, siswa harus terlibat dalam masalah belajar yang mendorong kesempatan bagi mereka untuk membuat koneksi langsung antara material baru yang sedang dipelajari dan pengetahuan mereka sebelumnya. Siswa tidak lagi hanya mempelajari fakta-fakta hafalan dalam situasi abstrak atau buatan, tetapi mereka pengalaman dan informasi digunakan dalam cara-cara yang didasarkan pada realitas. Kekuatan sebenarnya dari pembelajaran otentik adalah kemampuan untuk secara aktif melibatkan siswa dan menyentuh motivasi intrinsik mereka (Mehlinger, 1995).

Metode belajar otentik akan mengambil bentuk yang jauh berbeda daripada metode pengajar antradisional. Pembelajaran otentik memiliki beberapa karakteristik kunci:

a. Belajar adalah berpusat pada tugas-tugas otentik yang menarik bagi peserta didik.

b. Siswa terlibat dalam eksplorasi dan penyelidikan.

c. Belajar, paling sering, adalah interdisipliner.

d. Belajar sangat erat hubungannya dengan dunia di luar dinding kelas.

e. Siswa menjadi terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan order kemampuan berpikir lebih tinggi, seperti menganalisis, sintesis, merancang, memanipulasi dan mengevaluasi informasi.

f. Siswa menghasilkan produk yang bisa dibagi dengan pemirsa di luar kelas.

g. Belajar adalah siswa didorong dengan guru,  orang  tua,  dan para ahli di luar semua membantu/pembinaan dalam proses pembelajaran.

h. Pembelajar menggunakan perancah teknik.

i. Siswa memiliki peluang untuk wacana sosial.

3. Prinsip Pembelajaran Otentik

a. Ruang kelas berpusat. Pada berpusat-kelas pelajar, fakultas memperhatikan apa yang siswa membawa mereka ke dalam kelas, masing-masing pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, terlibat dalam wacana sosial, dan menemukan jawaban mereka sendiri dalam pengaturan ini, peran profesor bergerak lebih dari seorang "konstruktor-co" pengetahuan dari pemberi konten. Marc Richards menyatakan bahwa "Pada akhirnya, kita semua akan menjadi sejarawan profesional, pelajar, dan guru bersama-sama" menggambarkan bagaimana siswa di dalam kelas akan menjadi pembelajar. Juni Dodd juga menegaskan bahwa peserta didik juga diberi kesempatan untuk mengambil peran dalam membangun pengetahuan.

b. Peserta didik adalah pembelajar aktif. Sama seperti peran perubahan profesor, peran peserta didik harus berubah sehingga mereka melakukan lebih dari sekedar duduk pasif dan mendengarkan ceramah profesor mereka. Mereka harus menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran, dengan menulis, membahas, menganalisis dan mengevaluasi informasi. Singkatnya, peserta didik harus mengambil tanggung jawab lebih untuk pembelajaran mereka sendiri, dan menunjukkan kepada profesor mereka dengan cara lain dari pada sekedar lulus ujian. Peserta didikharus ditantang untuk membuat sesuatu, untuk melakukan sesuatu, dan untuk berpartisipasi dalam kelompok humaniora melalui karya mereka sendiri, bukan hanya dengan mempelajari apa yang orang lain lakukan.

c. Menggunakan tugas otentik. Dalam belajar otentik harus menggabungkan tugas-tugas otentik yang memiliki relevansi dengan "dunia nyata" yang berkualitas untuk siswa dan juga mampu menemukan orang yang relevan dengan kehidupan mereka, misalnya siswa dapat mengambil peran instruktur dalam pendidikan jarak jauh, bergiliran mengisi pembelajaran secara online, dan membuat program mereka sendiri secara online berdasarkan proses desain instruksional.

4. Ciri Pembelajaran Otentik

Pembelajaran otentik sangat berbeda dengan metode-metode pembelajaran yang tradisional. Ciri-ciri pembelajaran otentik:

a. Belajar berpusat pada tugas-tugas otentik yang menggugah rasa ingin tahu siswa. Tugas otentik berupa pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan siswa.

b. Siswa terlibat dalam kegiatan menggali dan menyelidiki.

c. Belajar bersifat interdisipliner.

d. Belajar terkait erat dengan dunia di luar dinding ruang kelas.

e. Siswa mengerjakan tugas rumit yang melibatkan kecakapan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis, mensintesis, merancang, mengolah dan mengevaluasi informasi.

f. Siswa menghasilkan produk yang dapat dibagikan kepada audiens di luar kelas.

g. Belajar bersifat aktif dan digerakkan oleh siswa sendiri, sedangkan guru, orangtua, dan narasumber bersifat membantu atau mengarahkan.

h. Guru menerapkan pemberian topangan (scaffolding), yaitu memberikan bantuan seperlunya saja dan membiarkan siswa bekerja secara bebas manakala mereka sanggup melakukannya sendiri.

i. Siswa berkesempatan untuk terlibat dalam wacana dalam masyarakat.

j. Siswa bekerja dengan banyak sumber.

k. Siswa seringkali bekerja bersama dan mempunyai kesempatan luas untuk berdiskusi dalam rangka memecahkan masalah.

5. Sintaks Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik

Langkah-langkah metode belajar otentik menurut Marilyn M. Lombardi (2007):

a. Real-world Relevance. Buat aktivitas otentik dibuat sedekat mungkin sesuai dengan tugas profesional di dunia nyata.

b. Ill-defined Problem. Beri tugas peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks secara terbuka untuk beberapa interpretasi. Mintalah peserta didik untuk mengidentifikasi sendiri sub-sub tugas untuk dapat mengerjakan tugas utama.

c. Sustained Investigation. Beri kesempatan peserta didik untuk melakukan investigasi dalam jangka waktu yang berkelanjutan.

d. Multiple Source and Perspective. Berilahkesempatan peserta didik untuk mencari referensi teori, perspektif praktek, dari berbagai sumber, dan melatih peserta didik agar dapat membedakan mana informasi yang relevan dan sebaliknya.

e. Collaboration. Berilah kesempatan peserta didik untuk melakukan kolaborasi integral antara pembelajaran di kelas dengan praktiknya di dunia nyata.

f. Reflection (metacognition). Berilahkesempatan peserta didik untuk melakukan refleksimateri yang dipelajari, baik secara individual atau kelompok.

g. Interdiciplinary Prespective. Berilahkesempatan peserta didik untuk melakukankajian interdisiplin.

h. Polished Product. Berilah kesempatan peserta didik untuk mempresentasikan produk secara keseluruhan.

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik

Adapun kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

a. Siswa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran karena pembelajaran dapat terjadi dimana saja.

b. Siswa mempunyai keterampilan yang lebih dalam menganalisis wacana sosial.

c. Siswa mempunyai pengalaman belajar yang mumpuni dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

d. Pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan siswa memahami materi secara utuh.

b. Kekurangan

a. Pembelajaran Otentik cenderung hanya dapat dilakukan pada siswa yang memiliki taraf intelegensi diatas rata-rata sehingga pembelajaran berjalan secara aktif.

b. Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan pembelajaran otentik, karena materi yang sesuai dengan pembelajaran otentik bersifat studi sosial.

c. Memerlukan waktu, biaya, dan tenaga ektra dari siswa untuk melaksanakannya.

Demikian artikel sederhana ini dibuat sebagai referensi pengajaran bapak/ibu guru dimanapun berada.

Semoga bermanfaat.

Salam Admin.

Baca Juga :

Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)

Metode Pembelajaran Artikulasi

Metode Pembelajaran Brainstorming

Metode Pembelajaran Buzz Group

Metode Pembelajaran Cooperative Script

Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

Metode Pembelajaran Course Review Horay

Metode Pembelajaran Tebak Kata

Metode Pembelajaran Complete Sentence

Metode Pembelajaran Connecting, Organizing, Refleting, Extending

Metode Pembelajaran Debat Aktif

Metode Pembelajaran Double Loop Problem Solving

Metode Pembelajaran Example Non Example

Metode Pembelajaran Direct Instruction

Metode Pembelajaran Group Investigation

Metode Pembelajaran Inquiry

Metode Pembelajaran Jigsaw

Metode Pembelajaran Mind Mapping

Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik

Metode Pembelajaran Think Pair Share

Metode Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Metode Pembelajaran Circuit Learning

Metode Pembelajaran Creative Problem Solving

Metode Pembelajaran Demonstrasi

Metode Pembelajaran Explicit Instruction

Metode Pembelajaran Learning Cycle

Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis

Metode Pembelajaran Meaningfull Learning

Metode Pembelajaran Numbered Head Together

Metode Pembelajaran Pair Check

Metode Pembelajaran Picture and Picture

Metode Pembelajaran Probing Prompting

Metode Pembelajaran Problem Solving

Metode Pembelajaran Role Playing

Metode Pembelajaran Snowball Throwing

Metode Pembelajaran Survey Question Read Recite Review

Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division

Metode Pembelajaran Take and Give

Metode Pembelajaran Teams Games Tournament

Metode Pembelajaran Time Token

Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray

Metode Pembelajaran Driil

Metode Pembelajaran Make A Match

Metode Pembelajaran Inside Outside Circle

0 komentar:

Post a Comment

Website ini dilindungi oleh :

Followers

Fanspage MTs Arabic

Pengunjung MTs Arabic

Live Pengunjung

Donasi Pengembangan Website

Indonesia Website Awards

Arsip MTs Arabic

Label

AKM AKSI Analisis Alokasi Waktu Analisis SKL-KI-KD MTs Arsip ATP Bahasa Arab MTs Arsip Bimtek Arsip Buku Kerja Guru Arsip ITHLA Arsip Kurikulum Arsip Kurikulum Darurat Arsip Literasi Digital MTs Arsip MGMP Arsip P3K Kemenag Arsip Pelatihan Arsip Piagam MTs Arabic Arsip PPG Arsip Rapot Arsip Soal Arsip Soal Google Form Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 1 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 2 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 3 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 4 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 5 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 7 Bab 6 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 1 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 2 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 3 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 4 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 5 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 8 Bab 6 Arsip Soal Penilaian Harian Kelas 9 Arsip Surat Arsip TP Bahasa Arab MTs Arsip Webinar Asesmen Madrasah Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bahasa Arab MTs Buku Kerja Guru 1 Buku Kerja Guru 2 Buku Kerja Guru 3 Buku Kerja Guru 4 Buku Pegangan Guru dan Siswa ClassPoint CP Bahasa Arab MTs CPNS Daftar Hadir Daftar Nilai Daya Serap Siswa Download E-Learning Bahasa Arab MTs E-Modul Bahasa Arab Evaluasi Diri Kerja Guru Fase D Hari Guru Nasional Ikrar Guru Indonesia Ilmu Nahwu Ilmu Sharaf Indikator Soal Bahasa Arab MTs Indonesia Website Awards 2021 Info Madrasah IPK Jadwal Mengajar Guru Jurnal Agenda Guru Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 KI-KD Bahasa Arab MTs Kisi-kisi Soal KKM Bahasa Arab MTs KMA 183 Tahun 2019 KMA 347 Tahun 2022 Kode Etik Guru Kumpulan Soal Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka MTs Literasi MATERI BAB 1 MATERI BAB 2 MATERI BAB 3 MATERI BAB 4 MATERI BAB 5 MATERI BAB 6 Materi Bahasa Arab MTs Media Pembelajaran Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4 Modul 5 Modul 6 Modul Ajar Modul Bahasa Arab Modul Bahasa Arab P3K Modul Pedagogik Modul Pedagogik P3K Motivasi Olimpiade Bahasa Arab Pelatihan Dugi Academy Pembiasaan Guru Madrasah Penilaian Akhir Semester Penilaian Akhir Semester Kelas 7 Penilaian Akhir Semester Kelas 8 Penilaian Akhir Semester Kelas 9 Penilaian Akhir Tahun Penilaian Harian Penilaian Tengah Semester Perangkat Pembelajaran Perbaikan Soal PPPK Program Semester Program Tahunan Quizizz Remedial dan Pengayaan RPP 1 Lembar SEMESTER 1 SEMESTER 2 Silabus Bahasa Arab MTs Soal AKM Bahasa Arab Soal Penilaian Tengah Semester Kelas 7 Soal Penilaian Tengah Semester Kelas 8 Soal Penilaian Tengah Semester Kelas 9 Tata Tertib Guru Tindak Lanjut Kerja Guru Tutorial Ujian Madrasah