Metode Pembelajaran Otentik
MTs Arabic - Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Sintaks dari berbagai macam model pembelajaran mempunyai komponen yang sama. Misalnya, semua pembelajaran diawali dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap "menutup pelajaran" yang berisi merangkum pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Di samping ada persamaannya, setiap model pembelajaran antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan inilah terutama yang berlangsung di antara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh para guru agar supaya model-model pembelajaran dapat dilakukan dengan berhasil.
Di bawah ini, admin share sedikit pengetahuan yang didapat tentang metode Pembelajaran Otentik.
1. Pengertian
Menurut definisi, "belajar otentik" berarti pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata dan proyek-proyek dan yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan membahas masalah- masalah ini dengan cara yang relevan untuk mereka.
Metode ini sangat berbeda dari kelas tradisional "kuliah", di mana guru memberikan fakta-fakta dan konten lain pada siswa yang kemudian siswa harus menghafalkan dan ulangi pada tes, misalnya, siswa tidak hanya harus terhubung sejarah pasca-perang untuk peristiwa terkini dan kehidupan mereka sendiri, mereka juga harus membantu mengajar kelas dan didorong untuk memberikan pandangan mereka sendiri pada peristiwa sejarah. Akibatnya, mereka menjadi sejarawan.
Belajar otentik juga merupakan metode untuk pembelajaran yang kokoh didasarkan pada penelitian tentang belajar dan kognisi. Belajar otentik merupakan metode belajar yang masuk kategori ke dalam teori belajar konstruktivisme, dimana siswa belajar dengan terlibat dalam tugas-tugas belajar otentik, dengan mengajukan pertanyaan, dan dengan menggambarkan pada pengalaman masa lalu. Singkatnya, untuk belajar terjadi bagi siswa, itu harus dilakukan dengan cara dan di tempat yang relevan dengan "nyata" kehidupan mereka, baik di dalam maupun di luar kelas.
2. Efektivitas Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik
Pembelajaran otentik (authentic learning) adalah suatumetode pembelajaran yang memungkinkan siswa menggali, mendiskusikan, dan membangun secara bermakna konsep-konsep dan hubungan- hubungan, yang melibatkan masalah nyata dan proyek yang relevan dengan siswa (Donovan, Bransford & Pallegrino, 1999). Istilah 'otentik' berarti asli, sejati, dan nyata (Webster's Revised Unabridged Dictionary, 1998). Pembelajaran ini dapat digunakan untuk siswa pada semua tingkatan kelas, maupun siswa dengan berbagai macam tingkat kemampuan.
Belajar otentik merupakan metode pedagogis yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi, berdiskusi, dan penuh arti membentuk konsep dan hubungan dalam konteks yang melibatkan dunia nyata masalah dan proyek-proyek yang relevan dengan peserta didik (Donovan, Bransford, & Pellegrino, 1999). Istilah yang otentik didefinisikan sebagai asli, benar, dan nyata (Webster's Revisi lengkap Dictionary, 1998). Dalam pembelajaran otentik, siswa harus terlibat dalam masalah belajar yang mendorong kesempatan bagi mereka untuk membuat koneksi langsung antara material baru yang sedang dipelajari dan pengetahuan mereka sebelumnya. Siswa tidak lagi hanya mempelajari fakta-fakta hafalan dalam situasi abstrak atau buatan, tetapi mereka pengalaman dan informasi digunakan dalam cara-cara yang didasarkan pada realitas. Kekuatan sebenarnya dari pembelajaran otentik adalah kemampuan untuk secara aktif melibatkan siswa dan menyentuh motivasi intrinsik mereka (Mehlinger, 1995).
Metode belajar otentik akan mengambil bentuk yang jauh berbeda daripada metode pengajar antradisional. Pembelajaran otentik memiliki beberapa karakteristik kunci:
a. Belajar adalah berpusat pada tugas-tugas otentik yang menarik bagi peserta didik.
b. Siswa terlibat dalam eksplorasi dan penyelidikan.
c. Belajar, paling sering, adalah interdisipliner.
d. Belajar sangat erat hubungannya dengan dunia di luar dinding kelas.
e. Siswa menjadi terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan order kemampuan berpikir lebih tinggi, seperti menganalisis, sintesis, merancang, memanipulasi dan mengevaluasi informasi.
f. Siswa menghasilkan produk yang bisa dibagi dengan pemirsa di luar kelas.
g. Belajar adalah siswa didorong dengan guru, orang tua, dan para ahli di luar semua membantu/pembinaan dalam proses pembelajaran.
h. Pembelajar menggunakan perancah teknik.
i. Siswa memiliki peluang untuk wacana sosial.
3. Prinsip Pembelajaran Otentik
a. Ruang kelas berpusat. Pada berpusat-kelas pelajar, fakultas memperhatikan apa yang siswa membawa mereka ke dalam kelas, masing-masing pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, terlibat dalam wacana sosial, dan menemukan jawaban mereka sendiri dalam pengaturan ini, peran profesor bergerak lebih dari seorang "konstruktor-co" pengetahuan dari pemberi konten. Marc Richards menyatakan bahwa "Pada akhirnya, kita semua akan menjadi sejarawan profesional, pelajar, dan guru bersama-sama" menggambarkan bagaimana siswa di dalam kelas akan menjadi pembelajar. Juni Dodd juga menegaskan bahwa peserta didik juga diberi kesempatan untuk mengambil peran dalam membangun pengetahuan.
b. Peserta didik adalah pembelajar aktif. Sama seperti peran perubahan profesor, peran peserta didik harus berubah sehingga mereka melakukan lebih dari sekedar duduk pasif dan mendengarkan ceramah profesor mereka. Mereka harus menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran, dengan menulis, membahas, menganalisis dan mengevaluasi informasi. Singkatnya, peserta didik harus mengambil tanggung jawab lebih untuk pembelajaran mereka sendiri, dan menunjukkan kepada profesor mereka dengan cara lain dari pada sekedar lulus ujian. Peserta didikharus ditantang untuk membuat sesuatu, untuk melakukan sesuatu, dan untuk berpartisipasi dalam kelompok humaniora melalui karya mereka sendiri, bukan hanya dengan mempelajari apa yang orang lain lakukan.
c. Menggunakan tugas otentik. Dalam belajar otentik harus menggabungkan tugas-tugas otentik yang memiliki relevansi dengan "dunia nyata" yang berkualitas untuk siswa dan juga mampu menemukan orang yang relevan dengan kehidupan mereka, misalnya siswa dapat mengambil peran instruktur dalam pendidikan jarak jauh, bergiliran mengisi pembelajaran secara online, dan membuat program mereka sendiri secara online berdasarkan proses desain instruksional.
4. Ciri Pembelajaran Otentik
Pembelajaran otentik sangat berbeda dengan metode-metode pembelajaran yang tradisional. Ciri-ciri pembelajaran otentik:
a. Belajar berpusat pada tugas-tugas otentik yang menggugah rasa ingin tahu siswa. Tugas otentik berupa pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan siswa.
b. Siswa terlibat dalam kegiatan menggali dan menyelidiki.
c. Belajar bersifat interdisipliner.
d. Belajar terkait erat dengan dunia di luar dinding ruang kelas.
e. Siswa mengerjakan tugas rumit yang melibatkan kecakapan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis, mensintesis, merancang, mengolah dan mengevaluasi informasi.
f. Siswa menghasilkan produk yang dapat dibagikan kepada audiens di luar kelas.
g. Belajar bersifat aktif dan digerakkan oleh siswa sendiri, sedangkan guru, orangtua, dan narasumber bersifat membantu atau mengarahkan.
h. Guru menerapkan pemberian topangan (scaffolding), yaitu memberikan bantuan seperlunya saja dan membiarkan siswa bekerja secara bebas manakala mereka sanggup melakukannya sendiri.
i. Siswa berkesempatan untuk terlibat dalam wacana dalam masyarakat.
j. Siswa bekerja dengan banyak sumber.
k. Siswa seringkali bekerja bersama dan mempunyai kesempatan luas untuk berdiskusi dalam rangka memecahkan masalah.
5. Sintaks Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik
Langkah-langkah metode belajar otentik menurut Marilyn M. Lombardi (2007):
a. Real-world Relevance. Buat aktivitas otentik dibuat sedekat mungkin sesuai dengan tugas profesional di dunia nyata.
b. Ill-defined Problem. Beri tugas peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks secara terbuka untuk beberapa interpretasi. Mintalah peserta didik untuk mengidentifikasi sendiri sub-sub tugas untuk dapat mengerjakan tugas utama.
c. Sustained Investigation. Beri kesempatan peserta didik untuk melakukan investigasi dalam jangka waktu yang berkelanjutan.
d. Multiple Source and Perspective. Berilahkesempatan peserta didik untuk mencari referensi teori, perspektif praktek, dari berbagai sumber, dan melatih peserta didik agar dapat membedakan mana informasi yang relevan dan sebaliknya.
e. Collaboration. Berilah kesempatan peserta didik untuk melakukan kolaborasi integral antara pembelajaran di kelas dengan praktiknya di dunia nyata.
f. Reflection (metacognition). Berilahkesempatan peserta didik untuk melakukan refleksimateri yang dipelajari, baik secara individual atau kelompok.
g. Interdiciplinary Prespective. Berilahkesempatan peserta didik untuk melakukankajian interdisiplin.
h. Polished Product. Berilah kesempatan peserta didik untuk mempresentasikan produk secara keseluruhan.
6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik
Adapun kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
a. Siswa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran karena pembelajaran dapat terjadi dimana saja.
b. Siswa mempunyai keterampilan yang lebih dalam menganalisis wacana sosial.
c. Siswa mempunyai pengalaman belajar yang mumpuni dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
d. Pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan siswa memahami materi secara utuh.
b. Kekurangan
a. Pembelajaran Otentik cenderung hanya dapat dilakukan pada siswa yang memiliki taraf intelegensi diatas rata-rata sehingga pembelajaran berjalan secara aktif.
b. Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan pembelajaran otentik, karena materi yang sesuai dengan pembelajaran otentik bersifat studi sosial.
c. Memerlukan waktu, biaya, dan tenaga ektra dari siswa untuk melaksanakannya.
Demikian artikel sederhana ini dibuat sebagai referensi pengajaran bapak/ibu guru dimanapun berada.
Semoga bermanfaat.
Salam Admin.
Baca Juga :
Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
Metode Pembelajaran Artikulasi
Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode Pembelajaran Buzz Group
Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Metode Pembelajaran Course Review Horay
Metode Pembelajaran Tebak Kata
Metode Pembelajaran Complete Sentence
Metode Pembelajaran Connecting, Organizing, Refleting, Extending
Metode Pembelajaran Debat Aktif
Metode Pembelajaran Double Loop Problem Solving
Metode Pembelajaran Example Non Example
Metode Pembelajaran Direct Instruction
Metode Pembelajaran Group Investigation
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik
Metode Pembelajaran Think Pair Share
Metode Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Metode Pembelajaran Circuit Learning
Metode Pembelajaran Creative Problem Solving
Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode Pembelajaran Explicit Instruction
Metode Pembelajaran Learning Cycle
Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis
Metode Pembelajaran Meaningfull Learning
Metode Pembelajaran Numbered Head Together
Metode Pembelajaran Pair Check
Metode Pembelajaran Picture and Picture
Metode Pembelajaran Probing Prompting
Metode Pembelajaran Problem Solving
Metode Pembelajaran Role Playing
Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Metode Pembelajaran Survey Question Read Recite Review
Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division
Metode Pembelajaran Take and Give
Metode Pembelajaran Teams Games Tournament
Metode Pembelajaran Time Token
Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray
Metode Pembelajaran Make A Match
0 komentar:
Post a Comment