Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
MTs Arabic - Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan- kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Sintaks dari berbagai macam model pembelajaran mempunyai komponen yang sama. Misalnya, semua pembelajaran diawali dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap "menutup pelajaran" yang berisi merangkum pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Di samping ada persamaannya, setiap model pembelajaran antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan inilah terutama yang berlangsung di antara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh para guru agar supaya model-model pembelajaran dapat dilakukan dengan berhasil.
Di bawah ini, admin share sedikit pengetahuan yang didapat tentang metode pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).
1. Pengertian
Huda (2003) berpendapat bahwa model pembelajaran AIR ini mirip dengan Somatic, Auditory, Visualitation, Intelectually (SAVI) dan Visualitation, Auditory, Kinestetic (VAK). Perbedaannya hanya terletak pada repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
Menurut Suherman (dalam Humaira, 2012): AIR adalah singkatan dari Auditory, Intelectually and Repetition. Pembelajaran seperti ini menganggap bahwa akan efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. Auditory yang berarti bahwa indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, persentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intelectually yang berarti bahwa kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi dan menerapkan. Repetition yang berarti pengulangan, agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis.
2. Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
a. Auditory
Auditory berarti indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.
Berarti belajar dengan melibatkan pendengaran. Mendengar merupakan salah satu aktivitas belajar, karena tidak mungkin informasi yang disampaikan secara lisan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa jika tidak melibatkan indera telinganya untuk mendengar. Sarbana (dalam Humaira, 2012) mengartikan auditory sebagai salah satu modalitas belajar, yaitu bagaimana kita menyerap informasi saat berkomunikasi ataupun belajar dengan cara mendengarkan. Sedangkan Meier (dalam Huda, 2003) pernah menyatakan bahwa pikiran auditoris lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditoris, bahkan tanpa disadari. Ketika telinga menangkap dan menyimpan informasi, beberapa area penting di otak menjadi aktif. Dalam hal ini guru diharapkan mampu memberikan bimbingan pada siswa agar pemanfaatan indera telinga dalam pembelajaran dapat berkembang secara optimal sehinga interkoneksi antara telinga dan otak bisa dimanfaatkan secara maksimal.
b. Intellectually
Intellectually diartikan sebagai belajar berpikir dan memecahkan masalah. Intellectually yaitu belajar dengan berpikir untuk menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengonstruksi, dan menerapkan.
Berarti menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman, menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut (Meier dalam Huda, 2003). Belajar intelektual adalah bagian untuk merenung, menciptakan, memecahkan masalah dan membangun makna. Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas-aktivitas intelektual, seperti:
(1) memecahkan masalah;
(2) menganalisis pengalaman;
(3) mengerjakan perencanaan strategis;
(4) melahirkan gagasan kreatif;
(5) mencari dan menyaring informasi;
(6) merumuskan pertanyaan;
(7) menciptakan model mental;
(8) menerapkan gagasan baru pada pekerjaan;
(9) menciptakan makna pribadi; dan
(10) meramalkan implikasi suatu gagasan (Meier dalam Huda, 2003).
c. Repetition
Repetition adalah pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan siswa dengan cara memberinya tugas atau kuis.
Bila guru menjelaskan suatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Karena ingatan siswa tidak selalu tetap dan mudah lupa, maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan. Huda (2003) mengungkapkan pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan, sehingga dapat digunakan oleh siswa untuk memecahkan masalah. Ulangan dapat diberikan secara teratur, pada waktu-waktu tertentu, atau setelah tiap unit diberikan, maupun secara insidental jika dianggap perlu (Slamet dalam Huda, 2003).
Pada kegiatan ini guru melakukan repetisi kepada seluruh siswa tetapi bukan secara berkelompok melainkan secara individu. Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
3. Sintaks Metode Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesu-ai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengeta-huan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
5. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
Tahap kegiatan inti adalah tahap yang paling penting di mana me-tode yang sudah dipilih akan diimplementasikan secara operasional dalam berbagai kegiatan yang berpusat pada Peserta didik dan yang harus berorientasi pada pencapaian semua aspek kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kegiatan guru yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, memberikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami. Kegiatan siswa adalah siswa menuju kelompoknya masingmasing yang telah dibentuk oleh guru, siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan secara kelompok, dan siswa bertanya mengenai soal LKS yang kurang dipahami kepada guru.
Kegiatan guru yaitu membimbing kelompok belajar siswa untuk berdiskusi dengan rekan dalam satu kelompok sehingga dapat menyelesaikan LKS, memberi kesempatan kepada beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, serta memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Kegiatan siswa: mengerjakan soal LKS secara berkelompok dengan mencermati contoh-contoh soal yang telah diberikan, mempresentasikan hasil kerjanya secara berkelompok yang telah selesai mereka kerjakan, siswa dari kelompok lain bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, sedangkan kelompok lain yang mempresentasikan menjawab dan mempertahankan hasil kerjanya.
Kegiatan guru: memberikan latihan soal individu kepada siswa; dengan diarahkan guru, siswa membuat kesimpulan secara lisan tentang materi yang telah dibahas. Kegiatan siswa: mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru secara individu, serta menyimpulkan secara lisan tentang materi yang telah dibahas.
Pelaksanaan pembelajaran harus juga ditutup dengan baik.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkain kegiatan, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan tindak lanjut, dan menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran AIR
a. Kelebihan Model Pembelajaran AIR
Kelebihan dari model pembelajaran AIR adalah sebagai berikut.
1) Melatih pendengaran dan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat (Auditory).
2) Melatih siswa untuk memecahkan masalah secara kreatif (Intellectually).
3) Melatih siswa untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari (Repetition).
4) Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.
b. Kelemahan Model Pembelajaran AIR
Sedangkan yang menjadi kelemahan dari model pembelajaran AIR adalah terdapat tiga aspek yang harus diintegrasikan yakni auditory, intellectually, repetition sehingga secara sekilas pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama. Tetapi, hal ini dapat diminimalisir dengan cara pembentukan kelompok pada aspek auditory dan intellectually.
Demikian artikel sederhana ini dibuat sebagai referensi pengajaran bapak/ibu guru dimanapun berada.
Semoga bermanfaat.
Salam Admin.
Baca Juga :
Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)
Metode Pembelajaran Artikulasi
Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode Pembelajaran Buzz Group
Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Metode Pembelajaran Course Review Horay
Metode Pembelajaran Tebak Kata
Metode Pembelajaran Complete Sentence
Metode Pembelajaran Connecting, Organizing, Refleting, Extending
Metode Pembelajaran Debat Aktif
Metode Pembelajaran Double Loop Problem Solving
Metode Pembelajaran Example Non Example
Metode Pembelajaran Direct Instruction
Metode Pembelajaran Group Investigation
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Metode Pembelajaran Pembelajaran Otentik
Metode Pembelajaran Think Pair Share
Metode Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Metode Pembelajaran Circuit Learning
Metode Pembelajaran Creative Problem Solving
Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode Pembelajaran Explicit Instruction
Metode Pembelajaran Learning Cycle
Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis
Metode Pembelajaran Meaningfull Learning
Metode Pembelajaran Numbered Head Together
Metode Pembelajaran Pair Check
Metode Pembelajaran Picture and Picture
Metode Pembelajaran Probing Prompting
Metode Pembelajaran Problem Solving
Metode Pembelajaran Role Playing
Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Metode Pembelajaran Survey Question Read Recite Review
Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division
Metode Pembelajaran Take and Give
Metode Pembelajaran Teams Games Tournament
Metode Pembelajaran Time Token
Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray
Metode Pembelajaran Make A Match
0 komentar:
Post a Comment